Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

8 Pedoman Pendidikan Anak di Era Digital

29 Agustus 2018   05:06 Diperbarui: 30 Agustus 2018   12:14 8961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.sehatfresh.com

Relevansi JBM lebih bertumpu kepada model pembentukan lingkungan pembelajaran di tengah masyarakat. Sungguh ini ide keren, karena suasana pembelajaran akan kondusif apabila mendapatkan dukungan nyata dari lingkungan sekitar. Hendaknya masyarakat selalu memberikan suasana yang kondusif bagi proses pembelajaran anak-anak.

Namun, yang lebih utama dan paling utama adalah suasana di dalam keluarga itu sendiri. Sebab, segala sesuatu dimulai dari keluarga. Maka apabila keluarga terjaga kebaikannya, akan berpeluang untuk melahirkan anak-anak yang baik, anak-anak yang salih dan salihah. 

Orang tua yang kompak dalam kebaikan, mampu membangun cinta dan kasih sayang, mampu memberikan suasana yang nyaman dalam keluarga, akan berdampak positif bagi anak hingga mereka dewasa kelak. Sebaliknya, orang tua yang sering bertengkar, sering konflik, akan memberikan dampak negatif bagi anak-anak.

Bahkan psikolog E. Mark Cummings, PhD dari Universitas Notre Dame menyatakan bahwa pertengkaran orang tua bisa berdampak kepada anak di segala usia. Artinya, dalam konteks pertengkaran orang tua ini, tidak bisa dikatakan bahwa anak tidak akan terdampak jika ia masih sangat kecil, maupun ketika sudah dewasa. 

Baik masih bayi maupun anak yang sudah dewasa bahkan sudah berkeluarga, pertengkaran orang tua memiliki dampak negatif bagi mereka. Maka hendaklah menjadi orang tua yang kompak dalam kebaikan, kompak dalam cinta dan kasih sayang, sehingga anak-anak akan tumbuh dalam suasana yang positif dan konstruktif.

Referensi:

  1. Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, Insan Kamil, 2015
  2. Abdul Wahhab Hamudah, Manajemen Rumah Tangga Nabi Saw, Pustaka Hidayah, 2002
  3. Abu Al Hamd Rabi', Baitul Muslim Al Qudwah, Era Adicitra Intermedia, 2015
  4. Cahyadi Takariawan, Wonderful Family, Era Adicitra Intermedia, 2016
  5. Daniel Goleman, Emotional Intelligence, PT Gramedia Pustaka Utama, 2000
  6. Darlene Powell Hopson dan Derek S. Hopson, Menuju Keluarga Kompak, Kaifa, 2002
  7. Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Erlangga, 2006.
  8. Ida Nur Laila, Menyayangi Anak Sepenuh Hati, Era Adicitra Intermedia, 2007
  9. Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Rajawali Press, 2006
  10. Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga, Pustaka Al Kautsar, 1999

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun