Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Komitmen Cinta Tanpa Batas Masa

6 Agustus 2017   23:57 Diperbarui: 7 Agustus 2017   08:26 6727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Seorang istri wajib menjaga suami dengan cara yang baik dan bijak, bukan dengan cara paksa dan menggunakan ancaman senjata. Laki-laki merasa nyaman apabila mendapatkan kepercayaan dari sang istri, yang apabila kebutuhan itu didapatkan akan membuat dirinya semakin nyaman bersama sang istri. Apabila suasana interaksi suami istri sudah nyaman, akan memudahkan bagi sang istri untuk menjaga suami. Jika istri berlaku galak dan kasar dengan maksud membuat suami takut, hal ini tidak akan bisa efektif menjaga kebaikan suami. Ia hanya akan takut saat sedang bersama istri, namun akan menjadi liar dan tak terkendali saat jauh dari istri.

Maka jagalah pasangan Anda dengan cara yang dewasa dan bijaksana. Bukan dengan ancaman dan menakut-nakuti. Bukan pula dengan cara-cara overprotektif yang menyebabkan pasangan sangat terbatasi ruang gerak serta aktivitasnya, dan membuat dirinya kehilangan banyak potensi kebaikan. Menjaga pasangan tanpa harus diminta, menjadi bukti bahwa Anda benar-benar mencintai tanpa henti.

  • Percaya tanpa syak wasangka

Suami dan istri harus saling percaya, tanpa syak wasangka. Cinta harus maujud dalam bentuk rasa percaya, yang membuat suami dan istri merasa tenang walau tengah jauh dari pasangan. Suami yang tidak bisa mempercayai istri, akan membuat dirinya merasa was-was dan gelisah, khawatir sang istri melakukan tindakan yang menyimpang dan tidak sesuai harapan. Jika situasi tidak percaya terus terjadi, akan melahirkan kecemburuan yang berlebihan dan tidak proporsional, begitupun berlaku sebaliknya pada suami yang tidak dipercaya istri.

Percaya tentu ada sebabnya, sebagaimana tidak percaya juga ada sebabnya. Rasa saling percaya bisa lahir dari sikap keterbukaan dan kejujuran dalam kehidupan keseharian. Jika suami banyak merahasiakan agenda kegiatan, atau istri banyak menutup diri dari suami, dalam jangka panjang hal ini berpotensi melahirkan ketidakpercayaan. Maka sikap saling terbuka dan saling jujur akan melahirkan saling percaya di antara suami dan istri. Manajemen kegiatan, manajemen informasi, manajemen keuangan antara suami dan istri harus didesain sedemikian rupa agar menimbulkan suasana saling percaya.

Rasa percaya juga muncul dari sikap mampu menjaga diri yang ditunjukkan suami dan istri selama ini. Jika suami tampak memiliki kesungguhan usaha dan kemampuan untuk menjaga kebaikan diri, akan lebih mudah menimbulkan rasa percaya pada istri. Demikian pula jika istri tampak memiliki kesungguhan usaha serta kemampuan menjaga kebaikan diri, akan lebih mudah memunculkan rasa percaya pada suami. Sebaliknya, ketika suami atau istri tampak sangat cair dan 'genit' dalam interaksi, tidak menunjukkan usaha menjaga diri, tentu akan lebih memudahkan munculnya rasa curiga dan tidak percaya pada diri pasangan.

Maka rasa saling percaya harus dibangun secara bersama-sama, dengan kredibilitas yang bisa ditunjukkan dalam perilaku benar, tidak menyimpang, tidak mudah larut dalam pergaulan, dan sikap-sikap keteguhan lainnya. Percaya yang mendalam kepada pasangan, akan melahirkan ketenangan dalam kehidupan. Percaya tanpa syak wasangka, adalah wujud nyata mencintai tanpa  henti.

  • Setia tanpa berpura-pura

Perselingkuhan merupakan penyakit yang merusak dan menghancurkan banyak keluarga di Indonesia. Hendaknya suami dan istri memiliki komitmen untuk selalu setia dalam makna yang sesungguhnya. Bukan kepura-puraan, bukan menyimpan kebohongan, tapi setia yang dilandasi kesadaran sepenuh jiwa. Ada suami yang pura-pura setia, padahal ia menyimpan banyak dusta. Ada istri yang pura-pura setia, padahal ia melakukan pengkhianatan cinta. Kepura-puraan selalu ada batas masa. Kepura-puraan tidak akan bisa bertahan lama.

Saya sering mengibaratkan perselingkuhan seperti durian. Orang yang memakan durian, walaupun tidak ketahuan orang lain saat dirinya sedang makan durian, tapi akan dengan mudah diketahui setelahnya. Bahkan berhari-hari setelah makan durian, masih tetap ketahuan dari bau dan aromanya yang begitu kuat serta khas. Walaupun selingkuh mudah disembunyikan dari pasangan, tapi juga dengan demikian mudah akan terbongkar oleh pasangan. Hanya menunggu waktu, apakah terbongkar dalam waktu cepat ataukah lambat.

Kesetiaan suami dan istri selalu diuji dalam sepanjang rentang kehidupan. Ada suami yang setia kepada istri saat sang istri masih tampak segar dan cantik jelita. Kelak di saat istri mulai tidak lagi segar dan berkurang kecantikannya karena bertambah usia, kesetiaan suami benar-benar tengah diuji. Ada istri yang tampak sangat setia karena suami tengah kaya dan mencapai kejayaannya. Ketika ada masa dimana suami tengah terpuruk secara ekonomi, kondisinya bangkrut merugi, maka sang istri benar-benar tengah diuji apakah akan tetap setia.

Ada ungkapan yang menggambarkan ujian kesetiaan dalam kehidupan suami dan istri. "Ujian bagi seorang istri adalah ketika suami tidak memiliki apa-apa. Ujian bagi seorang suami adalah ketika dirinya memiliki semuanya". Di saat suami memiliki kekayaan dan kejayaan materi, sang istri benar-benar setia dan berbakti. Namun ketika suami kehilangan kekayaan dan kejayaan materi, sang istri mulai menunjukkan sikap yang sangat berbeda. Disaat masih miskin, suami tampak demikian setia dan bersikap sangat bertanggung jawab terhadap istrinya. Namun setelah menjadi kaya raya, ia tergoda untuk melakukan banyak hal yang selama ini tidak pernah dilakukannya.

Ada sangat banyak hal yang menggoda kesetiaan. Ada sangat banyak tawaran menggiurkan untuk berlaku tidak setia. Namun apabila cinta telah tertanam dalam jiwa, setia bisa dilakukan tanpa berpura-pura. Tetap setia dalam semua keadaan pasangan, apakah tengah jaya atau tengah tidak punya apa-apa. Tetap setia walau ada banyak bandingan yang tidak sebanding dengan pasangannya.

  • Tetap mesra tanpa batas usia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun