Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

The Butterfly Effect, Kepakan Sayap Kupu-kupu yang Mengubah Hidupmu

24 September 2016   06:42 Diperbarui: 25 September 2016   19:35 4129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : www.pinterest.com

Edward Norton Lorenz pada tahun 1961 mengemukakan sebuah teori, bahwa seluruh kejadian dalam kehidupan kita pada dasarnya adalah rangkaian dari kejadian acak atau random.

Dengan simulasi program di komputer, ia berusaha memprediksi kondisi cuaca. Hingga akhirnya ia menemukan angka faktor 0,506. Semakin kecil ia masukkan bilangan desimal, makin presisi pula perkiraan yang didapatkan.

Saat ia masukkan angka 0,506127, ia menemukan bahwa dampak dari desimal terkecil tersebut setara dengan efek kepakan sayap kupu-kupu. Lorenz terhenyak saat mendapatkan gambaran, satu kepakan sayap kupu-kupu bahkan bisa menghasilkan efek tornado yang dahsyat. Inilah yang disebut sebagai teori butterfly effect.

Keteraturan Alam Semesta

Sebagai muslim, kita percaya sepenuhnya bahwa semua kejadian dalam hidup kita adalah ketentuan dari Allah yang pasti akan terjadi. Semua hal tidak ada yang luput dari ilmu dan kehendak-Nya. Tidak satupun kejadian yang tiba-tiba dan "kebetulan".

Semua hal selalu berada dalam pengaturan dan ketentuan-Nya yang Maha Agung. Semua kejadian di alam semesta ini ritmis dan teratur di sisi Allah Yang Maha Mengatur. Namun tampak random di mata manusia, karena sifat manusia yang tidak memiliki cukup ilmu untuk memahaminya.

Kendati kita yakin akan keteraturan hukum Allah atas alam semesta ini, namun ada penjelasan yang bisa dipelajari dari teori Lorenz. Justru karena manusia tidak mengetahui skenario global di alam semesta, maka semua tampak random pada awalnya. Kita baru mengetahui betapa ritmis dan teratur hidup ini saat semua telah terjadi.

Hal-hal yang belum terjadi akan selalu menjadi rahasia bagi manusia, yang tidak seorangpun bisa memastikannya. Pilkada DKI yang belum terjadi, adalah sebuah rahasia. Faktor yang membuat seorang calon gubernur DKI menjadi menang atau kalah, tampak sebagai hal yang random. Namun bisa dipelajari alur keteraturannya setelah usai pilkada.

Seorang anak muda yang selesai kuliah di sebuah fakultas dan tengah mencari kerja, ada sangat banyak faktor yang mempengaruhi diterima atau ditolak untuk bekerja di suatu instansi. Faktor-faktor itu tampak sebagai hal yang random. Bahwa nantinya ternyata ia bekerja sesuai dengan spesialisasi fakultasnya; atau berbeda sama sekali dengan ilmu yang ditekuninya, pada awalnya tampak sebagai hal yang random.

Seorang pemuda lajang yang tengah berproses mendapatkan pasangan hidup, ada terlalu banyak faktor random yang tidak bisa diketahui dengan pasti, siapakah yang akan menjadi jodohnya. Faktor apakah yang bisa membuat dirinya berjodoh atau tidak berjodoh dengan seseorang. Usaha apakah yang bisa membuat dirinya bertemu jodoh. Itu semua tampak sebagai hal yang rumit dan random.

Kadang sebuah SMS atau telpon nyasar bisa mengubah kehidupan seseorang. Sebuah ketidaksengajaan yang dilakukan seseorang bisa saja mengubah hidupnya di kemudian hari. Suatu ajakan iseng dari teman bisa membuat seseorang berubah nasib. Sebuah pertemuan di bus atau kereta api bisa mengubah hidup seseorang.

Di mata manusia, itu semua tampak random. Di sisi Allah, semua serba teratur mengikuti kehendak-Nya yang Maha Agung.

Memasang Puzzle yang Random

Saya ingat kisah seorang senior saya. Suatu ketika ia melihat ada permen karet menempel di sebuah kursi di ruang tunggu bandara. Saat seseorang lelaki tampak akan menduduki kursi itu, dengan refleks ia meminta kepada lelaki tersebut agar tidak mendudukinya.

Ia segera mengeluarkan tisu dari saku bajunya, dan digunakan untuk membersihkan sisa permen karet yang menempel di kursi. Entah siapa yang membuang sisa permen karet dengan sembarangan hingga menempel di kursi. Beberapa tisu ia gunakan hingga bersih sisa permen karet tersebut.

Setelah kursi bersih, senior ini mempersilakan lelaki tersebut untuk duduk. Peristiwa "tidak sengaja" ini  berbuntut panjang. Mereka berdua segera berkenalan dan mengobrol akrab. Berbagai hal mereka bincangkan sambil menunggu proses boarding pesawat.

Ternyata lelaki tersebut adalah salah seorang pemilik perusahaan multinasional yang tengah mencari direktur utama untuk perusahaannya. Tidak dinyana, ia langsung meminta senior ini untuk datang ke kantornya guna melakukan wawancara.

Singkat cerita, akhirnya senior ini diterima dan dipercaya untuk memimpin sebuah perusahaan multinasional. Tidak pernah terbayang dalam hidupnya, bahwa ia akan menduduki jabatan istimewa itu. Gerakan reflek membersihkan sisa permen karet di kursi bandara yang dia lakukan, kurang lebih setara dengan kepakan sayap kupu-kupu. Dampaknya sangat fantastis. Mengubah total kehidupan masa depannya.

Sebegitu random semua kejadian dalam kehidupan menurut pandangan manusia, maka usaha untuk mencapai atau mendapatkan sesuatu pada dasarnya seperti memasang puzzle yang bentuknya random. Manusia hanya bisa merencanakan dan melakukan hal terbaik untuk mendapatkan cita-cita dan keinginannya. Hanya Allah yang bisa memberikan hasil akhirnya.

Untuk itu, sesungguhnya yang diperlukan adalah usaha untuk terus mengepakkan sayap kupu-kupu ke arah yang positif. Bahkan kita juga bisa melakukan sejumlah usaha untuk orang lain guna mengubah kehidupannya. Hanya dengan satu kepakan sayap kupu-kupu, kita bisa ikut mengubah kehidupan orang lain. Bahkan dampaknya bisa sangat dahsyat dibandingkan dengan besaran "usaha" yang dilakukan manusia.

Sebuah pertemuan makan malam yang kita siapkan di suatu restoran, ternyata bisa mempertemukan beberapa orang yang akhirnya mendapatkan titik interaksi yang bisa ditindaklanjuti. Sebagian menemukan kesepakatan kerja sama bisnis. Sebagian menemukan kecocokan minat dan hobi atau organisasi. Bahkan ada yang bertemu jodoh dalam pertemuan makan malam tersebut.

Luar biasa bukan? Membuat acara makan malam bersama itu tidak sulit. Itu hal yang mudah saja di zaman kita sekarang. Usaha yang dilakukan untuk mengundang dan mempersiapkan jamuan makan malam juga simpel. Setara satu atau beberapa kepakan sayap kupu-kupu.

Sebuah pengajian yang kita gelar di rumah kita bisa jadi membawa pengaruh mengubah kehidupan seseorang dalam jangka waktu yang panjang. Pengajian itu berlangsung sederhana saja, ada tausiyah dan didengarkan oleh jama'ah yang datang. Bisa jadi ada seseorang yang terinspirasi dan termotivasi melakukan sesuatu kebaikan setelah mendengar tausiyah, hingga akhirnya kehidupannya berubah menjadi lebih baik.

Menyelenggarakan pengajian di rumah kita, adalah hal yang sangat mudah kita laksanakan. Tidak ada kesulitan yang berarti. Mungkin tingkat kesulitannya setara dengan kepakan sayap kupu-kupu. Tapi lihatlah, betapa dahsyat dampak yang mungkin didapatkan.

Teruslah Mengepakkan Sayap Kebaikan

Kita tidak pernah tahu kepakan mana yang akan mampu mengubah hidup kita dan hidup orang lain. Saya memahami arahan Nabi Saw agar kita memperbanyak silaturahim, bisa dijelaskan dalam format ini. Melakukan silaturahim itu mudah dan sederhana. Namun ada banyak kemanfaatan yang bisa didapatkan darinya.

Bisa jadi karena suatu silaturahim, seseorang mendapat proyek pekerjaan yang bernilai sangat besar. Bisa jadi karena suatu silaturahim, seseorang mendapatkan peluang beasiswa ke luar negeri. Ada juga seseorang yang akhirnya dibangunkan gedung pendidikan yang megah dan komplit, setelah silaturahim.

Usaha silaturahim itu mungkin setara dengan satu kepakan sayap kupu-kupu. Namun dampaknya bisa sangat dahsyat mengubah hidup seseorang. Demikian pula arahan Nabi saw agar kita selalu berbuat baik kepada orang lain. Semua perbuatan baik kita adalah untuk Allah dan karena Allah. Bukan untuk maksud yang sifatnya kepentingan sementara saja. Namun dengan banyaknya perbuatan baik inilah Allah akan memberikan balasan kebaikan pula bagi kita.

Hal jaza-ul ihsan illal ihsan, demikian Allah mengajarkan kepada kita. Terus saja mengepakkan sayap-sayap kebaikan, pasti Allah akan membalas pula dengan kebaikan. Tidak pernah ada yang sia-sia dari semua kepakan sayap kebaikan kita, karena Allah Maha Menepati janji-Nya.

Usaha mengepakkan sayap ini justru karena terbatasnya pengetahuan kita tentang apa yang akan terjadi dalam kehidupan manusia. Yang bisa kita lakukan adalah terus berusaha. Terus bergerak, terus berkarya, terus bekerja hingga akhir usia. Karena kita tidak pernah tahu, lewat kepakan sayap yang mana Allah akan memberikan surga kepada kita.

Jangan berhenti mengepakkan sayap kebaikanmu. Karena kamu tidak pernah tahu lewat kepakan sayap yang mana Allah memberikan jodoh kepadamu. Kamu tidak pernah tahu lewat kepakan sayap yang mana Allah memberikan jalan rejeki kepadamu. Kamu tidak pernah tahu lewat kepakan sayap yang mana Allah memberikan solusi atas masalah hidupmu. 

Maka terus kepakkan sayap kebaikanmu. Jangan bosan mengepakkan sayapmu. Karena di situlah sesungguhnya esensi kehidupanmu.

 

Perjalanan Shinkanzen, Hakata - Shin Yokohama, 24 September 2016

Sumber Data :
Jemy V. Confido, The Butterfly Effect, dalam : lionmagz.net

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun