Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Istikharah : Spiritualitas Keputusan Menikah

2 Maret 2016   09:59 Diperbarui: 2 Maret 2016   10:47 5092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di antara hikmah dari istikharah adalah terbimbingnya hati dan pikiran seseorang dalam bingkai petunjuk Allah. Inilah esensi dari shalat istikharah, bahwa kita benar-benar ingin mendapatklan bimbingan dan petunjuk Allah dalam menentukan pilihan. Ada sangat banyak pilihan yang bisa kita ambil untuk menjadi pasangan hidup kita. Apakah menikah dengan si A atau si C atau si D, yang semuanya memenuhi kriteria kebaikan agama. Namun kita ingin pilihan ini benar-benar berada dalam bingkai petunjukNya. Untuk itulah kita melaksanakan shalat istikharah.

Dengan petunjuk dan bimbingan Allah, keputusan yang kamu ambil lebih menenangkan jiwa kamu, lebih menenteramkan pikiran kamu, lebih membahagiakan hati kamu. Jangan pernah merasa paling tahu, jangan pernah merasa sudah mengerti, karena pengetahuan kamu akan segala sesuatu hanyalah permukaan. Kamu tidak pernah tahu hakikat jati diri pasangan kamu, maka lakukan shalat istikharah agar mendapat petunjuk Allah.

Doa Usai Shalat Istikharah

Sahabat muda, ketika kamu sudah berada dalam ambang pengambilan keputusan, segera ambil air wudhu. Bersihkan diri, bersihkan hati, bersihkan pikiran, bersihkan niat. Laksanakan shalat istikharah dua raka’at dengan khusyuk, dengan kehadiran jiwa. Niatkan untuk meminta bimbingan dan petunjuk Allah sebelum mengambil keputusan besar dalam hidup kamu. Lakukan shalat di tempat yang membuatmu bisa berkonsentrasi dan berdoa dengan tawadhu.

Setelah usai shalat dua raka’at, panjatkan doa kepada Allah disertai ketulusan hati, disertai kerendahan diri yang merasa tidak mengetahui tentang hakikat yang sebenarnya terjadi dan akan terjadi. Yakinlah hanya Allah yang Maha Mengetahui tentang apa yang baik dan buruk bagi diri kamu. Yakinlah Allah akan memberikan petunjuk dan bimbingan atas keputusan yang akan kamu ambil nanti.

Nabi Saw bersabda, “Jika seseorang di antara kalian menginginkan sesuatu, hendaklah iashalat dua raka’at yang bukan shalat wajib. Kemudian bacalah:

 
 اللَّهُمَّ إنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ , وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ , وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلا أَقْدِرُ , وَتَعْلَمُ وَلا أَعْلَمُ , وَأَنْتَ عَلامُ الْغُيُوبِ , اللَّهُمَّ إنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ : عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ , فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ , اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ : عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ , فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ ارْضِنِي بِهِ

Ya Allah, aku memohon pilihanMu dengan ilmu yang Engkau miliki. Aku memohon kemampuan kepadaMu dengan kemampuan yang Engkau miliki, dan aku memohon kepadaMu dari keutamaanMu yang Maha Hebat, karena sesungguhnya Engkau mampu dan aku tidak mampu. Engkau Mengetahui dan aku tidak mengetahui. Engkau Maha Mengetahui perkara ghaib. Ya Allah jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik untukku, baik untuk keimananku, baik untuk kehidupanku maupun masa depanku –sekarang maupun yang akan datang--- maka mudahkanlah urusan ini untukku. Lalu jadikanlah urusan ini membawa berkah untukku. Jika engkau Mengetahui bahwa perkara ini buruk bagiku, buruk bagi keimananku, buruk bagi penghidupanku maupun masa depanku –sekarang maupun yang akan datang—maka jauhkanlah urusan ini dariku, dan berikanlah yang terbaik untukku bagaimanapun juga, dan ridhailah aku dengan urusan itu” (Riwayat Imam Bukhari).

Doa di atas berbentuk umum, untuk urusan apapun. Dalam aplikasinya, ketika seorang lelaki hendak memutuskan untuk memilih seorang perempuan sebagai calon istrinya, maka ia bisa mengganti teks doa dengan yang lebih spesifik. Misalnya, perempuan itu bernama Wulan, maka doanya menjadi seperti berikut ini.

“Ya Allah, aku memohon pilihanMu dengan ilmu yang Engkau miliki. Aku memohon kemampuan kepadaMu dengan kemampuan yang Engkau miliki, dan aku memohon kepadaMu dari keutamaanMu yang Maha Hebat, karena sesungguhnya Engkau mampu dan aku tidak mampu. Engkau Mengetahui dan aku tidak mengetahui. Engkau Maha Mengetahui perkara ghaib”.

“Ya Allah jika Engkau mengetahui bahwa Wulan baik untukku, baik untuk keimananku, baik untuk kehidupanku maupun masa depanku –sekarang maupun yang akan datang--- maka mudahkanlah Wulan untuk menjadi istriku. Lalu jadikanlah Wulan membawa berkah untukku. Jika engkau Mengetahui bahwa Wulan buruk bagiku, buruk bagi keimananku, buruk bagi penghidupanku maupun masa depanku –sekarang maupun yang akan datang—maka jauhkanlah Wulan dariku, dan berikanlah istri yang terbaik untukku bagaimanapun juga, dan ridhailah aku dengan urusan itu”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun