Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Seekor Burung Pipit Merusak Kebahagiaan Keluarga

4 Agustus 2015   22:30 Diperbarui: 4 Agustus 2015   22:33 5525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menundukkan Ego

Ya, begitulah. Jika ego diperturutkan, apapun bisa menjadi bahan pertengkaran. Hal-hal yang tidak bermutu, tidak berkelas, tidak bertema, semua bisa menjadi bahan untuk dipertengkarkan. Karena persoalan utamanya adalah ketidaksanggupan menundukkan ego.

Maka sangat penting bagi suami dan istri untuk selalu belajar menundukkan ego. Memang ini terasa sangat sulit dilakukan, karena justru ego menghendaki dirinya selalu menang, selalu bisa mengalahkan pasangannya. Maka upaya menundukkan ego itu sangat bertentangan dengan sifat ego itu sendiri.

Namun hendaknya suami dan istri menyadari sepenuhnya, bahwa yang bisa menciptakan suasana kebahagiaan dalam keluarga bukanlah menuruti ego. Yang harus mereka utamakan adalah mewujudkan suasana yang menyenangkan bagi semua pihak. Bukan menyenangkan serta memenangkan diri sendiri. Ini bedanya antara orang yang sudah menikah dengan yang belum menikah.

Bagi orang yang sudah menikah, ia harus selalu menenggang perasaan pasangan. Selalu berusaha membahagiakan pasangan. Selalu berusaha menghormati dan menghargai pasangan. Bukan menuntut untuk dihormati dan dihargai oleh pasangan. Namun kedua belah pihak harus mengutamakan melakukan yang terbaik untuk pasangan.

Bukan soal burung pipit jantan atau betina, namun soal ketidaksanggupan menundukkan ego itulah yang menjadi pokok persoalan.

 

 

 

Mertosanan Kulon, 5 Agustus 2015

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun