Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud featured

Hari Ayah Sedunia dan 7 Karakter Ayah Ideal

11 September 2011   23:39 Diperbarui: 17 Juni 2019   04:15 5896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ayah idel (Thinkstock)

Kendati ombak sangat besar dan badai datang silih berganti, seorang nakhoda harus tetap optimis akan bisa melalui semua rintangan tersebut dengan selamat dan sukses. Anak-anak akan memiliki semangat yang menyala apabila dipimpion oleh ayah yang penuh optimisme menghadapi tantangan kehidupan. 

Namun jika ayah menunjukkan pesimisme, pasti akan mengalir pula sifat ketakutan pada diri anak-anak. Mereka tidak percaya diri akan bisa mengalahkan ombak dan badai kehidupan.

"Seorang ayah juga dituntut memiliki optimisme dalam memandang dan mengarungi kehidupan."

Seorang ayah dituntut memiliki kecerdasan. Ayah yang cerdas, smart dan memiliki semangat menimba ilmu pengetahuan, akan membuat anak-anak bangga dan berbesar hati terhadap ayahnya. 

Banyak sekali peristiwa kehidupan yang harus disikapi dengan cerdas. Sejak anak-anak lahir, seorang ayah harus membimbing, mendidik, membina dan mengarahkan anak-anak agar menjadi salih dan salihah, menjadi anak-anak yang cerdas, menjadi anak-anak yang berkualitas. Mendidik memerlukan ukuran kecerdasan tertentu, maka hanya ayah cerdas yang bisa sukses membimbin dan mendidik anak-anaknya.

Seorang ayah juga harus memiliki kekuatan. Jadilah ayah yang kuat, bukan ayah yang lemah. Kuat bukan hanya dari segi fisik, namun juga kuat keimanan, kuat mental dan moral, kuat kemauan, kuat harapan dan cita-cita, kuat bekerja, kuat berkarya, kuat berproduksi dan kuat menafkahi. Ayah yang kuat akan membawa anak-anak menuju kepada kondisi yang kuat pula. 

Sebaliknya ayah yang lemah, akan cenderung menurunkan kelemahan pula kepada jiwa anak-anaknya. Anda harus menjadi ayah yang kuat, karena anak-anak sangat mengidolakan anda. Jangan menjadi ayah yang lemah, yang membuat anak-anak tidak bisa memiliki kebanggaan kepada anda.

Pada saat yang bersamaan, ayah juga harus memiliki kelembutan. Kuat itu tidak sama dengan kasar. Kuat adalah karakter positif yang harus dimiliki ayah untuk mendewasakan dan mematangkan anak-anaknya. 

Namun itu semua dilakukan penuh dengan sikap kelembutan, tidak dengan kekasaran. Ayah yang lembut akan menyebabkan anak-anak merasa bahagia berada di sampingnya. 

Di dalam kelembutan inilah tersimpan kekuatan untuk mempengaruhi. Dengan sikap yang lembut, seorang ayah akan sangat kuat membawa jiwa anak-anak untuk menuju kepada sifat-sifat mulia, tanpa perlu ada paksaan dan keterpaksaan. Namun justru membawa kesadaran hati.

Memenuhi berbagai karakter ayah ideal tersebut adalah sebuah proses tanpa henti. Karena ideal itu adalah cita-cita, sedangkan yang kita hadapi adalah realitas diri kita sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun