Mohon tunggu...
Syam Jabal
Syam Jabal Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

tukang burung (http://gudangjalakklaten.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Mau Menangkarkan Burung, Jangan Tunggu Dapat Bibit yang Ideal!

11 Januari 2017   16:24 Diperbarui: 11 Januari 2017   17:57 1901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalak Bali dalam kandang pra-pelepasan. (Kompas.com/Eka Juni Artawan)

Setelah mengetahui ternyata penangkaran burung itu memiliki prospek yang bagus, akhirnya Budi mengambil keputusan dengan bulat untuk segera menangkarkan burung. Dalam dunia penangkaran burung, jenis burung apa yang sedang ramai di pasaran, biasanya dijadikan acuan dalam menentukan burung apa yang bakal ditangkarkan. Ada burung cucak rawa, jalak suren, murai batu, kenari, jalak bali dan lain-lain. Karena tidak ada yang terlalu menonjol, Budi masih agak bimbang spesies burung yang mana yang bakal dia pilih.

Untuk menyukseskan rencananya, si Budi membeli buku-buku panduan tentang cara menangkarkan burung dengan efektif dan efesien. Berbagai judul buku panduan menangkar burung dari beberapa penulis, dia beli. Judul-judulnya menarik, misalnya Panduan Menangkarkan Burung Perkutut, Cara Mudah Menangkar Burung Kenari, Menangkarkan Burung Love Bird dengan Sistem Koloni, dan Cara Mudah Meraup Untung Dengan Budi Daya Jalak Suren.

Hanya dalam tiga hari, semua buku panduan menangkarkan burung dia lahap sampai habis tak tersisa. Kini dia telah menguasai teori penangkaran dengan baik bahkan nyaris menyentuh level dewa. Dia mengetahui dengan baik tentang seperti apa bentuk kandang yang bagus, berapa ukurannya, lokasi yang bagus ada di mana, cara perawatannya bagaimana, ciri indukan yang bagus kayak apa, suasana kandang yang paling disukai burung seperti apa, dan lain-lain. Pendek kata, ilmu semua penulis tersebut sudah dia serap dengan baik. Dan sekarang dia tinggal action saja.

Sederhana ternyata, bisik si Budi kepada dirinya. Karena ternyata secara teori menangkarkan burung itu cukup sederhana. Pertama bikin kandang, terus beli burung. Setelah itu burung dimasukin kandang. Terus dilakukan perawatan. Caranya dengan memberi pakan, minum dan air mandi. Siangnya ditengok, jika pakannya habis, tinggal kasih tambahan lagi. Sudah deh. Cuma gitu saja. Habis itu tinggal menunggu beberapa bulan untuk memanen hasilnya. Enak to? Gampang to? Begitu pikiran yang berkecamuk di kepala Budi.

Begitu selesai melahap buku-bukunya, Budi semakin mantap berkesimpulan bahwa menangkarkan burung itu memang enak, gampang sekaligus sederhana. Memang benar, menangkar burung adalah jalan lempeng menuju pabrik uang, katanya dalam hati.

cantiknya burung jalak bali, dok pribadi
cantiknya burung jalak bali, dok pribadi
Sepekan... dua pekan... sebulan... tiga bulan sudah berlalu.

Hari ini adalah bulan keempat sejak dia memutuskan untuk menangkarkan burung. Tapi meski sudah memasuki bulan keempat, jangankan membeli burung, membuat kandang pun belum. Lo kok lambat begitu si Budi ini, bukannya dia kemarin bersemangat patlima?

Usut-punya usut ternyata si Budi ini tipe lelaki perfeksionis. Dia pingin segala rencananya berjalan sesuai standar kualitas yang dia tetapkan, terutama dalam hal menentukan bibit burung calon indukannya. Baginya, apa pun spesies burung yang kelak akan menjadi pilihannya, dia harus memilih calon indukan kelas satu. Sebab dia tidak ingin gagal. Dia hanya akan memilih calon indukan yang benar-benar sempurna. Biar produktivitasnya tinggi. Dia tidak mau mengambil risiko dengan mengambil calon indukan asal-asalan alias seadanya. Saya tidak mau menciderai planning saya, begitu kata si Budi.

Memasuki bulan keenam, ternyata belum satu kandang pun dia bikin dan belum satu ekor pun burung yang dia beli. Yang ada kini malah keraguan untuk melanjutkan rencananya dalam menangkarkan burung. Dia takut gagal. Lho kok gitu? Belum melangkah sudah takut gagal.

Maka sore itu si Budi pergi ke rumah guru penangkar burung cucak rawa paling berpengalaman di Klaten. Namanya Om Mudzakir. Orangnya masih muda, namun dalam hal pengalaman menangkarkan burung cucak rawa beliau masuk kategori senior. Itu pun pakai banget alias senior banget. Berbagai jenis asam garam, suka-duka, sedih loro lopo sudah beliau alami. Pengalaman paling mengharukan yang pernah beliau alami adalah memberi makan tikus dengan daging burung cucak rawa. Nah, pengalaman apa lagi yang bisa menandingi kejadian ini. Senior banget kan?

Begitu sampai di kediaman beliau, ”Ngopo kowe... arep konsultasi babagan manuk?” tanya si Om menyelidik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun