makanan tradisional jawa bukan sekedar sajian di atas piring, ia adalah warisan panjang dari interaksi sejarah, budaya, dan kepercayaan masyarakat jawa. sejak jama kerjaan Mataram Kuno hingga Kesultanan yogyakrta dan surakarta, makanan sudah menjadi bagian penting dalam ritual, upacara, bahkan simbol sosial.Â
makanan jawa punya ciri khas yang cukup mudah dikenali. umumnya bercita rasa manis dan gurih karena menggunakan gula merah dan santan yang melimpah, contohnya gudeg nangka muda yang di masak pelan-pelan dengan santan dan rempah.Â
dalam kajian antropologi makanan tidak hanya di pandang sebagai kebutuhan biologis tapi juga sebagai produk budaya yang mencerminkan nilai, norma, dan struktur sosial masyarakat. makanan khas jawa menyimpan simbolisme mendalam misalnya dalam filosofi tumpeng yang melambangkan hubungan manusia dengan alam dan sang pencipta.Â
antropologi melihat makanan sebagai teks budaya yang bisa dibaca dan ditafsirkan,misalnya dalam budaya jawa makanan tidak berdiri sendiri ia selalu hadir dalam konteks sosial entah itu slametan, pernikahan, atau hari besar keagamaan.Â
makanan khas jawa bukan hanya soal rasa yang enak tapi juga kisah panjang budaya, sejarah, dan struktur sosial yang membentuknya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI