Mohon tunggu...
Paiman
Paiman Mohon Tunggu... Pustakawan - Karyawan

membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengalaman Menjadi Kunci Utama

28 September 2022   06:00 Diperbarui: 8 Oktober 2022   15:40 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena yang menarik di pagi hari, memberikan gambaran penting tentang pentingnya kontekstualisasi dalam pembelajaran. 

Pada pukul 06.00 WIB saya melintas di jalan Daan Mogot. Terlihat para pekerja mengendarai motor berangkat ke kantor beriringan dengan seorang bapak yang mengantar putranya berangkat sekolah tanpa mengenakan helm. 

Tanpa disangka, ada pengendara motor dari arah belakang menyalip dengan kecepatan tinggi. Pengendara tersebut terlihat mengenakan seragam SMA sambil menggendong tas di punggungnya tanpa memakai helm.

Dalam hati bertanya, mengapa mereka tidak mengenakan helm?. Mungkin tidak ada polisi, sehingga mereka merasa aman ketika melanggar peraturan. Padahal jelas, helm menjadi salah satu kelengkapan berkendara yang bertujuan untuk menjaga keselamatan. Pada kenyataannya, helm hanya menjadi alat keselamatan agar tidak terkena tilang.

Apakah kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas diajarkan di sekolah?, tentu diajarkan walaupun tidak spesifik menyebutkan, akan tetapi patuh terhadap aturan tentunya sangat ditekankan dalam pembelajaran.

Guru yang menggunakan strategi integrated learning dalam pembelajaran biasanya mengaitkan satu topik dengan seluruh mata pelajaran yang ada. Contoh, ketika guru mengajar PKN yang kebetulan membahas peraturan khusus peraturan lalu lintas, sang guru akan mencoba mengaitkan dengan pelajaran lain seperti agama, IPA, IPS dan lainnya.

Apakah bisa dikait kaitkan dengan pelajaran lain?, tentu bisa. 

Dalam pelajaran PKN terkait kewajiban warga negara diatur dalam UUD pasal 27 ayat 1 yang berbunyi “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan Pemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Menjunjung hukum tersebut dimaknai sebagai kewajiban patuh pada hukum yang sudah ditetapkan seperti membayar pajak, membayar iuran listrik mentaati peraturan lalu lintas, dan sebagainya.

Meninjau dari pelajaran agama khususnya Islam, materi taat pada aturan dan etos kerja diajarkan pada semester 1. Hal ini sebenarnya bisa menguatkan pemahaman siswa dalam hal taat terhadap peraturan lalu lintas, apabila mampu mengaitkannya.

Pemahaman siswa terkait dengan pentingnya taat berlalu lintas bisa juga diperkuat dengan memberikan pemahaman dengan adanya berbagai bentuk norma dan konsekuensinya ketika melanggarnya. Hal ini menjadi pembahasan pelajaran IPS.

Dalam pelajaran olahraga, tentu kita diajarkan akan pentingnya olahraga dan bahaya memaksakan diri dalam berolahraga. Pemaksaan tersebut menuntut otot bekerja melebihi batas yang nantinya bisa mengakibatkan nyeri otot dan mudah lelah. Terkait dengan tidak memakai helm, maka otot mata akan mudah lelah dan ngantuk ketika belajar.

Hal ini bisa juga dikaitkan dengan pelajaran IPA, dimana otak memiliki peran sebagai pusat pengendali tubuh dan menyusun sistem saraf yang terbungkus oleh batok kepala. Batok kepala hanya sebagai pelindung dari benturan kecil, apabila terjadi benturan yang melebihi kekuatan batok kepala, maka akibatnya bisa fatal.

Apabila semua pelajaran memiliki keterkaitan yang digambarkan diatas, tentu siswa akan memiliki pemahaman yang lebih kuat akan pentingnya menggunakan helm saat berkendara. Tetapi hal ini hanya sebatas pemahaman saja. Belum menjadi jaminan siswa akan melakukannya. Mengapa demikian?

Siswa membutuhkan model yang bisa ditiru, siswa membutuhkan pengalaman yang bermakna. Hal tersebut bisa tercapai ketika siswa diajak untuk mengaktualisasikan dari apa yang dipelajari dan dipahami, sehingga siswa bisa merefleksikan dan mengevaluasi dari apa yang ia lakukan sebagai suatu pengalaman yang sangat bernilai. Maka pengalaman baik dari anak menjadi kunci utama dalam mewujudkan tujuan dari pembelajaran.

Melihat fenomena yang terjadi mengapa masih banyak siswa yang tidak mengenakan helm saat berkendara di jalan umum. Jelas bahwa anak tersebut mendapatkan gambaran dan pengalaman dari orang tuanya sehingga muncul perasaan rasa tetap aman tidak mengenakan helm aman, dengan bukti bahwa orang tuanya juga aman aman saja.

Menjadi wajar ketika anak diperbolehkan membawa motor sendiri, itulah yang kemudian dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun