Mohon tunggu...
Rival Pahrijal
Rival Pahrijal Mohon Tunggu... Lainnya - Masih Pelajar

Long life learning

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tentang Sukses

15 Januari 2021   15:13 Diperbarui: 15 Januari 2021   15:17 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Aku rasa setiap orang ingin sukses. Mungkin banyak orang yang menempatkan sukses sebagai tujuan dari hidupnya. Ketika ia ditanya apa tujuan hidupnya, maka ia akan menjawab saya ingin sukses. 

Begitu pun dalam harapan-harapan kita yang biasanya kita ucapkan ketika ulang tahun, semoga panjang umur, sehat selalu, dan sukses!. Panjang umur sudah jelas, sehat juga sudah jelas, tapi sukses masih belum jelas. Apa itu sukses? Harus seperti apa jika aku ingin sukses? Kapan aku akan sukses?

Menurut kamus, sukses memiliki dua arti, yaitu berhasil dan beruntung. Berhasil dalam apa? Tergantung apa yang diinginkan. Jika kamu ingin kaya, maka ketika kamu kaya kamu sukses. 

Jika kamu ingin pintar, maka ketika kamu pintar kamu sukses. Jika kamu ingin sehat, maka ketika kamu sehat kamu sukses. Jika kamu ingin bahagia, maka ketika kamu bahagia kamu sukses. Tapi sebenarnya apa yang menjadi inti dari keinginan kita akan sukses? Tak lain, kita ingin bahagia.

Kita bisa saja kaya dalam harta, bisa saja sehat dalam jasmani, juga bisa saja memiliki sederet prestasi dalam belajar, tapi apa ketiga hal itu merupakan jaminan kita bahagia? Belum tentu. 

Jika ketiga hal tadi adalah ukuran bahagia kita yang mana kita sering beranggapan bahwa sukses atau bahagia itu meliputi tiga hal tadi, lalu bagaimana dengan yang sakit? 

Bukan kah mereka juga berhak untuk bahagia dalam sakitnya? Juga bagaimana dengan yang miskin? Bukankah mereka juga berhak bahagia dalam kemiskinannya? Lalu bagaimana dengan orang yang biasa-biasa saja dalam belajar atau sekolahnya, bukankah mereka juga berhak bahagia?

Aku sangat suka perkataan Adjie Santosoputro dalam bukunya, "Kita harus berhenti menuntut sesuatu secara berlebihan, karena segala apa yang datang dan pergi dalam hidup ini baik menyulut tawa maupun air mata, semuanya sudah baik adanya."

Ya, semua yang terjadi dalam hidup ini termasuk sakit, miskin, dan menjadi biasa-biasa saja sudah baik adanya. Artinya jika dualitas kaya-miskin, sehat-sakit, berprestasi-biasa saja adalah suatu hal yang sama-sama baik, maka semuanya memiliki potensi bahagia yang sama. Tapi sebelum lebih jauh, apa itu bahagia?

Menurut kamus, bahagia adalah keadaan atau perasaan senang dan tenteram. Miskin belum tentu tidak senang dan tenteram, bisa jadi dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dari hari ke hari, ia melakukan dengan ikhlas dan sabar menerima takdir dan tak pernah mengeluh sehingga hidupnya tenang-tenang saja meski belum tahu besok lusa makan apa. 

Sakit belum tentu tidak senang dan tenteram, bisa jadi dalam sakitnya, ia sabar dan ikhlas menerima takdir sakitnya sambil terus berdaya upaya untuk sembuh, ia beranggapan bahwa sakit yang ia rasa adalah ujian yang akan membuatnya naik tingkat di hadapan Tuhan, ia berasumsi bahwa sakit yang ia rasakan adalah penghapus dosa-dosanya selama ini sehingga hari-harinya tenang-tenang saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun