Di sebuah rumah sederhana di pinggiran kota,
asap rokok mengepul lebih dulu dari asap dapur.
Seorang suami duduk santai di beranda,
menyalakan sebatang racun dengan penuh kenikmatan,
sementara istrinya di dapur bergumul dengan air mata,
mengaduk nasi tanpa lauk,
menyisakan kegelisahan di tiap sendok yang tak berselera.
Setiap pagi, sebelum matahari menyapa genting,
ia sudah menyiapkan uang receh---bukan untuk sayur,
bukan untuk susu si kecil yang mulai batuk-batuk,
tapi untuk sebungkus rokok,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!