Mohon tunggu...
Padepokan Rumahkayu
Padepokan Rumahkayu Mohon Tunggu... -

Padepokan rumahkayu adalah nama blog yang dikelola oleh dua blogger yang suka bereksperimen dalam menulis, yakni Suka Ngeblog dan Daun Ilalang. 'Darah di Wilwatikta' ditulis bergantian oleh keduanya dengan hanya mengandalkan 'feeling' karena masing- masing hanya tahu garis besar cerita sementara detilnya dibuat sendiri-sendiri. \r\nTulisan- tulisan lain hasil kolaborasi kedua blogger ini juga dapat ditemukan di kompasiana.com/rumahkayu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Darah di Wilwatikta Eps 16: Selendang Pelangi Para Bidadari

26 November 2011   18:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:09 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sementara itu rasa kaku dan kebas di kakinya makin terasa. Selama berada dalam perawatan Kiran dia memang belum pernah harus berdiri dalam sikap siaga bersiap untuk bertempur selama itu…

***

Di halaman, tujuh lelaki memasang kuda- kuda.

Kiran tetap berdiri tak bergerak.

Dhanapati mengamati dengan heran. Walau menganggap mereka ceroboh sebab tak dapat menghindari timbulnya suara dari daun kering yang terinjak saat menuju pondok, tapi cepatnya perubahan sikap ketujuh lelaki ini dari belum siap dan terkejut ketika Kiran membuka pintu hingga kini siap berlaga seperti itu memberikan kesan bahwa ketujuh laki- laki tak dikenal itu sedikit banyak tahu mengenai kepiawaian tabib muda yang selama ini mengobatinya itu dalam ilmu silat.

Apakah ketujuh tamu tersebut mengenal Kiran? Tapi mengapa Kiran sendiri tak mengenali mereka?

Dhanapati terus bertanya-tanya dalam hati.

Rasa kebas di kakinya bertambah kuat. Dia hampir tak dapat merasakan telapak kakinya yang menjejak lantai.

Rasa khawatirnya bertambah melihat bagaimana Kiran tak mengubah posisinya. Dia tetap berdiri diam seakan menanti, sementara menurut perhitungan Dhanapati, ketujuh laki- laki yang berada di halaman segera akan menyerang.

Andai saja dia tak sedang terluka parah seperti ini, Dhanapati sudah akan menghadapi mereka sedari tadi. Tapi kini tak ada yang dapat dilakukannya selain mencoba berdiri tegak dengan kaki yang terasa tak menapak…

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun