Tak ada yang lebih Amerika dari T. rex, katanya. Gagah, buas, besar, dan punya gigi sebesar pisau dapur. Tapi rupanya, seperti kebanyakan hal yang terlalu dibanggakan, T. rex bukan asli sana. Ia pendatang. Imigran. Pelancong purba dari Asia yang datang bukan untuk selfie, tapi untuk jadi raja.
Cassius Morrison, mahasiswa doktoral di University College London, menyusun silsilahnya. Leluhur T. rex bukan dari Montana atau Dakota, tapi kemungkinan besar dari seberang Selat Bering---dari Siberia, dari Asia, dari tempat di mana musim dingin adalah doa yang tak pernah selesai.
Ia bukan satu-satunya yang berkata begitu. Sejak 2016, para paleontolog mencurigai bahwa kerabat T. rex yang lebih mirip secara anatomi bukan Daspletosaurus dari Amerika, melainkan Tarbosaurus dari Asia.
Jadi, T. rex itu seperti orang yang sering dibilang 'mirip sepupu dari kampung halaman'.
**
Lebih dari 70 juta tahun lalu, saat laut belum congkak dan benua-benua masih berjabat tangan, T. rex menyeberang. Ia tidak pakai visa, tak perlu jalur diplomatik. Ia hanya menunggu laut surut, lalu berjalan.
Dulu, mereka kecil. Mungil seperti harapan mahasiswa skripsi. Tapi waktu adalah pelatih kebugaran yang kejam. Iklim menghangat, dunia memanas, CO naik, dan suhu laut tropis mencapai 35C. Dinosaurus-dinosaurus lain megap-megap. Tapi tyrannosaurid dan megaraptor? Mereka menyukainya.
Mereka makan. Mereka tumbuh. Mereka berevolusi menjadi raksasa.
Dan ketika dunia mendingin lagi, hanya mereka yang tetap berdiri.
**