Kosmos 482 bukan nama manusia, tapi ia lebih kesepian dari kebanyakan manusia yang kau kenal.
Ia diluncurkan tahun 1972, ketika dunia masih membagi keberpihakan antara kapitalisme dan komunisme, antara Apollo dan Venera, antara bendera Amerika dan palu arit di langit. Ia dikirim bukan untuk jadi bintang, tapi untuk mendarat di neraka---Venus, planet dengan suhu 465C dan tekanan seperti laut terdalam.
Tapi Kosmos 482 gagal lepas landas. Bukan karena takut. Tapi karena roketnya ngadat, seperti mimpi yang terhenti karena alarm.
**
Uni Soviet malu. Tapi seperti biasa, negara besar tidak mengakui kesalahan. Maka Kosmos 482 dikasih nama samaran. Bukan "Venera", bukan "Si Penjelajah Venus", tapi hanya "Kosmos"---seakan-akan ia hanyalah satelit biasa yang dikirim untuk muter-muter bumi sambil menunggu lupa.
Dan Kosmos 482 menurut. Ia diam di orbit selama 53 tahun. Mengelilingi bumi ribuan kali. Menyaksikan Perang Dingin mencair, Berlin runtuh, Uni Soviet bubar, TikTok muncul, dan manusia jadi lebih percaya pada astrologi ketimbang astronomi.
Ia seperti mantan yang tak sempat pamit tapi tetap memantau dari kejauhan.
**
Pada malam 9 Mei 2025, seorang astronom Italia bernama Gianluca Masi melihatnya. Di atas Roma, saat matahari belum bangun, Kosmos 482 tampak sebagai garis putus-putus di langit.
"Itu bukan bintang jatuh," kata Gianluca. Â