Kau datang
Saat semesta yang sedang santai-santainya
Mengatur bebatuan dan jatuhnya dedaunan
Saat aku sedang serius-seriusnya
Mensira jala
Langitmu abu
Hujanmu tak mau jadi rindu
Penguji ulung
Aku diam terundung
Hari yang begitu terpaksa ditelan ini
Alas yang begitu menyesakkan ditiduri ini
Ruang yang begitu sempit dinaungi ini
--tak peduli
Selendang ibu Sumain
Telah basah
Tak reda
Bahkan ketika matahari
Terbit dibalik senyum pengais sunyi
Sampai kapan waktu bendentang
Di jantung anak tiri alam
Di nadi lelaki duda jalanan
Di hela nafas nenek bungkuk yang tidak tidur malam
Segalanya
Pada segala kemalangan aku ingin bersalaman
Jika salaman dapat jadi permulaan
Untuk kita nantinya berkecupan
*****
Makassar. Â 03 Januari 2021