Suksesnya program kerja bukan berarti sukses juga di hati masyarakatnya, namun sukses di hati masayarakatnya berarti telah sukses program kerjanya.
Itulah konsep umum yang harus ditanamkan mahasiswa KKN saat turun ke daerah atau wilayah tertentu untuk meyelesaikan amanah Tri Dharma perguruan tinggi
***
Jika boleh saya bernostalgia kembali, menghitung mundur masa-masa yang pernah saya lewati saat KKN, tentu kesan mendalam yang pertama yang saya alami sebagaimana mahasiswa pada umumnya, adalah ketika bertemu--bercengkrama dengan masyarakat baru, komunitas baru, wilayah baru, dan atmosfer baru yang mungkin belum didapati sebelumnya.
Dari budaya, nilai-nilai, cara masayarakat berkomunikasi, pun sampai ciwik-ciwiknya. Hehehe.
Kegamangan dan keingintahuan, tampaknya bersatupadu saat awal-awal mulai tiba di lokasi KKN, yang pada saat yang sama identitas mahasiswa harus tetap terjaga.
Saya KKN dulu ditempatkan di daerah pegunungan Kabupaten Maros, tepatnya di daeran Moncongloe, Desa Bonto Bunga. Jangan ditanya lagi soal koneksi jaringan, di sana untuk mengakses facebook gratisan saja begitu susah apalagi kalau mau video call bersama gebetan, butuh elus dada yang banyak untuk sabar.
Saya berjumlah 21 orang mahasiswa dalam 2 posko, bertepatan diri saya selaku koordinator kecamatannya, selama saya hidup sejauh ini jabatan itulah yang mungkin sangat prestisius bagi saya.
Dengan masa KKN kami semua itu 2 bulan, sebuah waktu yang sangat efektif untuk menghabiskannya dengan banyak program kerja dan mensukseskannya di saat yang bersamaan.
Program kerja memang kami selesaikan, tapi apakah semua sukses?. Tunggu dulu, sangat tidak objektif jika saya menilainya sendiri, butuh penjabaran yang lebih konferehensif agar andalah yang menimbang-nimbangnya.
1. Merangkul Semua Elemen Masyarakat