Mohon tunggu...
Sahyul Pahmi
Sahyul Pahmi Mohon Tunggu... Penulis - Masih Belajar Menjadi Manusia

"Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan." Email: fahmisahyul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengkaji Kemerdekaan Belajar ala Nadiem dari Pandangan Alexander Sutherland Neill

27 November 2019   11:54 Diperbarui: 27 November 2019   14:46 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.gettyimages.com

Kemarin sempat viral transkrip pidato Mas Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Sebab dalam pidatonya tersebut Mas Nadiem menyarankan untuk melakukan perubahan-perubahan kecil dalam kelas, serta poin yang sangat urgen bagi saya untuk dikaji dan diimplementasikan secepatnya dalam pidato tersebut adalah Kemerdekaan Belajar.

Pada artikel kali ini saya ingin berbagi kajian mendalam walau tidak dalam-dalam amat sih, nanti takutnya tenggelam juga hehe tentang hakikat dari sebuah Kemerdekaan Belajar dari seorang Tokoh Pendidikan asal Skotlandia. Namanya Alexander Sutherland Neill.

Hampir setiap pembahasan dalam buku Neill mengkaji tentang anak (siswa), seperti The Problem Parent (1932), The Dreadful School (1937), The Free Child (1953), dan Freedom Not Licence (1966), serta banyak lagi yang lain.

Neill percaya bahwa setiap anak terlahir dalam keadaan bersih, hanya saja anak membawa kecenderungan baik dan jahat, namun menurut beliau, pada dasarnya seorang anak yang bermasalah adalah anak yang tidak mendapatkan kasih sayang dan kebebasan untuk bertindak sesuai dengan naluri alamiahnya.

Keyakinan akan hal tersebut dibuktikan oleh Neill dengan mendirikan sebuah sekolah yang bernama Summerhill School pada tahun 1921, yang letaknya berada di Kota Leiston, Suffolk, London, di Summerhill School inilah Neill mencoba menerapkan pendidikan tanpa paksaan dan tanpa tekanan terhadap para siswa.

Mungkin itulah yang dapat direferesentasikan dari maksud Kemerdekaan Belajar, bahwa seharusnya para siswa harus belajar tanpa paksaan dari gurunya dan tanpa tekanan dari tugas-tugas yang ada di Sekolahnya, sebagaimana di Summerhill derajat guru dan siswa sejajar, wewenangnya pun sama besar. Sekolah tersebut dijalankan secara demokratis. Tidak ada ulangan, Tes, ujian, tidak ada rapor, dan nilai. Semua hak dan kewenangan belajar ada di tangan siswa (Kemerdekaan Belajar).

Alexander Sutherland Neill menjelaskan lebih lanjut, bahwa sekolah yang menyuruh siswa-siswa duduk tenang di bangku, mempelajari bidang-bidang studi yang paling tak berguna adalah sekolah yang buruk. Bagi Neill sekolah-sekolah seperti itu hanya cocok bagi orang yang tidak kreatif, yang ingin agar siswanya tidak kreatif, yang ingin siswanya patuh membungkuk, supaya cocok masuk ke peradaban yang tolak ukur kesuksesannya adalah uang.

Selama ini sistem sekolah membelenggu para siswa, yang mana siswalah yang harus mengikuti sekolah, bukan sekolah yang menyesuaikan diri dengan siswa. Namun bagi seorang Neill siswa harus ditempatkan, sebagai individu yang merdeka dan harus dimerdekakan.

Kemerdekaan belajar yang dimaksud Neill bukanlah berarti kebebasan mutlak, tak seorang pun menurut beliau memperoleh kebebasan sosial, sebab ada hak-hak orang lain yang musti dihargai. Akan tetapi yang lebih ditekankan pada prinsipnya bahwa tiap siswa punya kebebasan individual oleh karena itulah bagi Neill, belajar adalah pilihan individual.

Dari pilihan individual itulah dapat dipahami bahwa Kemerdekaan Belajar, adalah tentang bagaimana sebuah sekolah dapat memberi hak atas pilihannya terhadap apa ingin dipelajari, apa yang diingin dicita-citakan, dan apa yang ingin dilihatnya di masa depan, bukan memberinya berbagai macam arahan sesuai apa yang sekolah inginkan. Semata-mata untuk kebahagiaan mereka.

Sebagaimana Alexander Sutherland Neill yang  meyakini pribahasa "Berbahagialah, maka engkau akan menjadi baik."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun