Â
Hingga hari ini Indonesia masih bergantung kepada energi fosil untuk menggerakkan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan masyarakat.ÂNamun upaya untuk tak lagi sepenuhya tergantung kepada  jenis energi tersebut  dan beralih ke energi hijau juga sudah lama dijalankan dalam bentuk berbagai program transisi.Â
Bahkan saat pelaksanaan KTT G20 lalu, program tersebut juga mendapat dukungan pendanaan  dan investasi dari sejumlah negara. Mulai dari Partnership for Global Infrastructure and Investment, Asia Zero Emission Community (AZEC), Just Energy Transition Partnership (JETP), dan Millennium Challenge Corporation (MCC) Compact.
Langkah dan upaya tersebut adalah bagian dari upaya pemerintah guna mengantisipasi krisis energi yang potensial terjadi di masa depan.Â
Upayanya itu terlihat dari  target peningkatan bauran EBT (Energi Baru Terbarukan) sebesar 25 persen untuk tahun 2025 dan 31 persen pada tahun 2031 mendatang.
Seperti dinyatakan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, wujud peningkatan bauran EBT itu terlihat dalam prgram Mandatory biodiesel di angka 35 persen atau B35 yang akan dilaksanakan pada  Februari tahun ini. Selain itu pada tahun 2022 lalu, telah berdiri pembangkit listrik berbasis EBT dengan total produksi  2.576 megawatt, atau meningkat sekitar 5% per tahunnya dalam lima tahun terakhir. Selain juga akselerasi lain  seperti transisi PLTU menjadi PLT non-fosil.
Modal besar lain yang dimiliki Indonesia adalah keberadaan danau  di berbagai daerah serta  laut yang  membuat  biaya transisi berbasis hydro menjadi lebih murah karena biaya pembebasan lahan menjadi sangat rendah daripada  membebaskan lahan di daratan. "Transisi kita yang paling immediate itu adalah penguatan teknologi,"  kata Menko Airlangga dalam salah satu acara di Jakarta.
Untuk itu dalam upaya kemandirian energi tersebut bergantung kepada ketersediaan energi untuk bidang otomotif yaitu. "Selama BBM bisa kita konversikan sebagian melalui biodiesel, dan yang lain kombinasi dengan electric vehicle, nah tentu tujuan untuk kemandirian energi ini bisa dicapai," kata Menko Airlangga.