Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Baru Diterapkan Tahun Depan, Namun Begini Dampak Positif B30 yang Terjadi Saat Ini

10 Desember 2019   10:45 Diperbarui: 10 Desember 2019   10:48 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebijakan protektif Uni Eropa yang melarang biodiesel Indonesia masuk ke kawasan tersebut tak harus membuat industri ini lesu.  Karena  dengan langkah yang berlawanan dengan prinsip-prinsip aturan organisasi perdagangan dunia WTO (World Trade Organization) yang dibuat Uni Eropa itu,  Indonesia berhasil melambung jauh dari apa yang semula ditargetkan negara-negara kawasan tersebut.

Titik baliknya ada pada kebijakan program mandatory biodiesel B30 (campuran 30 persen bahan sawit dalam  BBM solar). Kalau sebelumnya program tersebut hanya sebatas wacana, yang kalaupun  dijalankan, terkesan seolah-olah cukup seperlunya, maka oleh pemerintahan presiden Jokowi akselerasi penerapannya pun lebih dikencangkan.

Setelah program mandatory Biodiesel 10 persen (B10) yg langsung dinaikkkan ke B20 dan sukses berjalan pada tahun ini. Maka keputusan untuk langsung menerapkan B30 pada awal tahun depan secara langsung ikut mempengaruhi nilai jual kelapa sawit atau CPO (Crued Palm Oil) di pasar sawit dunia.

Ini bisa terlihat dari saham sejumlah perusahaan sawit yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.  Para Ivestor terus memburu saham emiten perusahaan sawit menyusul  rally kenaikan selama sepekan atas  harga  CPO sebagai bahan baku utama biodiesel.

Dampak langsung dari keputusan  pemerintah yang menerapkan B30 pada awal tahun depan itu,  secara langsung juga membuat banyak negara ikut terpengaruh dan mulai mengikuti langkah yang diambil Indonesia,   seperti Malaysia dan Thailand. Kedua negara itu secara terang-terangan akan mengikuti langkah kebijakan biodiesel Indonesia, dengan mulai mewajibkan campuran minyak sawit dalam BBM solar yang dikonsumsi masyarakat mereka. Tahun depan Malaysia memulainya dengan program B20.   Sementara Thailand akan mengawalinya dengan program B10.

Adapun  Kolumbia sebagai produsen utama kelapa sawit benua Amerika,  sudah mengimplementasikan penggunaan campuran solar dengan bahan bakar nabati kelapa sawit B5, dan mulai mengupayakan hingga B10.

 Di luar negara-negara tersebut, sejumlah negara lain juga datang ke pemerintah Indonesia dan  meminta saran  tentang  penggunaan biodiesel secara masif.

Mengapa program  B30 ini bisa membuat negara lain  tertarik untuk mengikuti,itu tak lain setelah melihat fakta bahwa dengan program ini, Indonesia bisa mengehemat devisa jutaan dolar.

Karena  dari program B20 pada tahun 2019 ini  saja, Indonesia mampu menekan impor solar  sebanyak 3,5 juta kilo liter (KL)  yang itu setara dengan penghematan  devisa senilai sebesar  3,5 miliar dolar AS atau setara Rp51,75 triliun.. Maka silahkan hitung sendiri berapa total devisa yang bisa dihemat jika B30 sudah langsung diterapkan pada awal tahun depan.

Bagi Indonesia sendiri, keputusan sejumlah negara yang mulai menerapkan program Biodiesel tersebut, secara tidak langung juga menjawab kampanye hitam  Eropa  yang menyebut sawit adalah biang deforestasi.

Kondisi yang secara langsung menempatkan Indonesia berada pada posisi lebih menguntungkan jika harus berhadapan dengan Eropa yang hingga hari ini masih ngotot menyebut sawit Indonesia adalah biang deforestasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun