Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Membaca Lebih Jelas Protes Biodiesel Indonesia kepada Uni Eropa

28 Juli 2019   22:28 Diperbarui: 28 Juli 2019   23:20 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan sejarah, permintaan pasokan minyak nabati dari pohon kelapa sawit  dan sumber lain  di kawasan Eropa sudah  ada sejak akhir abad 18. 

Pada awal abad 20, karena permintaan yang meningkat sementara lahan terbatas membuat negara-negara berkembang mendapat kesempatan untuk masuk dalam bisnis ini.

Di pihak lain, peningkatan konsumsi  minyak nabati dibandingkan minyak hewani di negara-negara maju, seperti Amerika dan Eropa naik tajam pada tahun  1980 an.

Mengacu kepada tulisan Jean-Marc Roda di laman theconversation.com,  permintaan global terhadap kebutuhan minyak nabati pada tahun 2050  diperikrakan akan mencapai 250-350 juta ton/tahun. Jumlah itu jauh lebih tinggi dari yang ada sekarang yang konsumsinya berada di kisaran 170 hingga 180 juta ton pe tahun.

Harus diketahui bahwa ada empat sumber utama bagi lahirnya minyak nabati yang menguasai 85 persen pasar dunia. Keempatnya adalah  bunga matahari, tanaman rapa, kedelai dan kelapa sawit. Tiga jenis yang pertama  bisa dibudidayakan di kawasan beriklim sedang seperti Eropa, ditambah Brasil yang menjadi produsen utama kedelai.

Sementara kelapa sawit hanya bisa ditanami di daerah tropis dan mampu memproduksi  5 hingga 8 kali lebih banyak minyak per hektar daripada tiga tanaman sebelumnya.

Atau jika dibalik, lahan dan kerusakan lingkungan akan lima hingga delapan kali lebih berat jika tiga jenis tanaman yang diprioritaskan.

Kelemehan lain ketiga tananam tersebut adalah, ongkos produksi dan tenaga kerja yang diperlukan jauh lebih besar dibandingkan kelapa sawit. Atau dengan kata lain, keekonomisan kelapa sawit unggul mutlak terhadap bunga matahari, kacang kedelai dan rappa.

Itu belum lagi bicara tentang manfaat lain pohon kelapa sawit yang memberi keuntungan lain terkait upaya pengurangan kemiskinan para petani pengelola di negara kawasan tropis

Di Afrika yang lembab, kelapa sawit menjadi salah satu perlindungan terakhir bagi untuk mereka yang miskin. Indonesia dan Malaysia memproduksi lebih dari 80% minyak sawit dunia. Di kedua negara ini, pengembangan minyak kelapa sawit telah menjadi sumber mata pencarian jutaan petani kecil.

Karena keunggulan produktif yang dimilikinya,  minyak kelapa sawit menjadi sumber minyak lemak nabati utama di dunia yang dikelola langsung oleh korporasi yang berkantor pusat di dekat lokasi kebun yang mereka miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun