Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Biodiesel Indonesia Maju Selangkah Lagi

15 Juni 2019   01:27 Diperbarui: 15 Juni 2019   02:12 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Upaya pemerintah untuk memamaksimalkan minyak kelapa sawit tidak hanya sekedar untuk konsumsi rumah tangga dan industry lewat beragam produk turunannya terbukti konsisten. Pasalnya,  diversifikasi penggunaan minyak kelapa sawit atau CPO yang total produksi setahunnya mencapai 47 juta ton (Tahun 2018) terus diperluas.

Bukti perluasan tersebut terlihat dari berlangsungnya ujicoba B30 (campuran 30 persen minyak sawit dalam 1 liker solar) untuk beragama jenis kendaraan oleh Kementerian ESDM beberapa hari lalu.

Road test penggunaan B30 ini tidak hanya dilaksanakan pada kendaraan darat bermesin diesel. Pengujian juga akan dilakukan pada kereta api, angkutan laut, dan alat berat di pertambangan. Dari mandatori B30 ini, diharapkan konsumsi biodiesel dalam negeri akan meningkat hingga mencapai 6,9 juta kilo liter. Untuk diketahui, konsumsi biodiesel pada tahun 2018 telah mencapai 3,8 juta kilo liter, dimana implementasi B20 telah dilakukan secara luas.

Tujuan terdekat dari program ini adalah, selain untuk membuktikan bahwa industry kelapa sawit tanah air bisnis yang berkelanjutan, karena dengan bioenergy atau biodiesel   emisi gas yang terbuang dari minyak nabati ini turut membantu berkurangnya polusi dan pencemaran udara.

Sedangkan untuk pemerintah, penerapan biodiesel 30 persen (B30) bisa mengurangi impor solar sebesar Rp 70 triliun setiap tahun.. Kalau 8 sampai 9 juta KL (kilo liter) sekitar Rp 70 triliunan dengan sekarang berarti 6 miliar dollar AS.

Pemerintah sendiri sudah menegaskan akan hal tersebut, bahwa program B30 ini adalah  dalam rangka mengurangi ketergantungan impor juga menyediakan BBM yang lebih ramah lingkungan.

Seperti diketahui penggunaan total 30 persen minyak kelapa sawit untuk BBM Solar atau yang lebih popular disebut biosolar ini merupakan program lanjutan pemerintahan presiden Joko Widodo, setelah program B20 dan B10 sudah lebih dahulu berjalan dan sukses di pasaran.

Meski masih bertajuk uji coba, namun kebijakan tersebut secara langsung membawa Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang melangkah lebih jauh dalam pemanfaatan minyak nabati ini untuk keperluan peralatan otomotis yang sebelumnya lebih banyak  menggunakan solar dari bahan baku minyak fosil.

Disebut menjadi pionir dan melangkah lebih jauh tak lain, penggunaan 30 persen campuran CPO dalam solar dari bahan fosil adalah yang tertinggi di dunia. Sebab, hingga saat ini belum ada satupun negara lain di dunia yang melakukan hal  uji coba serupa dengan kadar minyak nabati sebesar yang telah di lakukan Indonesia.

Itu bisa dibandingkan dengan Malaysia yang juga menjadi negara produsen minyak sawit dunia. Negara tetangga itu hingga saat ini baru menerapkan program biodiesel dengan bahan baku sawit pada kadar 10 persen.

Atau Cina yang sejatinya salah satu konsumen minyak sawit terbesar dunia baru menerapkannya pada kisaran lima persen. Padahal Cina juga dihadapkan kepada masalah pencemaran udara akibat polusi asap dari industry yang beroperasi di negara tirai bambu itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun