Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mas Nadiem Programnya Digitalisasi Pendidikan, tapi Kok Ingin Buru-Buru Belajar Tatap Muka?

7 Mei 2021   07:00 Diperbarui: 7 Mei 2021   16:04 1677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mas Nadiem melakukan pemantauan terhadap sekolah-sekolah di sekitar wilayah Bogor, Jawa Barat pada hari Kamis (30/07/2020).(Dok. Kemendikbud)

Benar begitu. Pada awal-awal masa jabatannya, program digitalisasi pendidikan begitu akrab  dengan Mas Nadiem yang sekarang sedang menahkodai kapal besar Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Sejak saat itu pula banyak pihak mulai melirik kesenjangan pendidikan pusat dan daerah, termasuk saya sendiri.

Bagaimana tidak, isu awal yang berkembang bahwa Mas Menteri bakal mendesain kereta belajar layaknya start up seakan mengajak para pelaku pendidikan untuk bergerak lebih gesit. Soalnya, pendidikan di negeri ini benar-benar butuh dengan yang namanya transformasi dan akselerasi.

Tapi kemarin, saya secara tidak sengaja menemukan artikel menarik yang berisi kritik terhadap Mas Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim. Inti dari kritik tersebut, pengamat mempertanyakan keseriusan Mas Menteri dalam mewujudkan program unggulan digitalisasi pendidikan.

Pengamat pendidikan tersebut ialah Indra Charismiadji.

Sebagai pengamat sekaligus praktisi pendidikan, Indra bertutur pandang bahwa program digitalisasi yang telah digaungkan sebagai program unggulan Kemendikbud ~sekarang Kemendikbudristek~ bertolak belakang dengan kebijakan yang ada hari ini.

"Buktinya udah tiga kali ngeluarin SKB (Surat Keputusan Bersama) 4 menteri isinya supaya (belajar) tatap muka, kan. Dan di setiap penjabaran dikatakan pembelajaran tanpa tatap muka itu menghasilkan learning loss. Itu, berdampak buruk. Berarti sama aja dia mengatakan digitalisasi itu enggak bagus. Kan sama aja gitu kan?", terang Indra (3/5/2021)

Memang tidak terpungkiri bahwa surat edaran perdana yang telah rilis pada tanggal 17 Maret 2020 lalu berisikan pedoman tindakan pencegahan COvid-19 yang salah satunya adalah pembelajaran jarak jauh.

Hanya saja, gegara ketidaksiapan fasilitas pendukung PJJ, keterbatasan akses sinyal, hingga pertimbangan kesehatan mental anak-anak, akhirnya dikeluarkanlah SKB 4 menteri.

Bahkan, SKB ini mengalami tiga kali revisi hingga akhirnya pemda setempat diberikan kewenangan untuk membuka sekolah.

Alhasil, kesan yang tertinggal di benak kita tidak lain ialah, Mas Nadiem ingin buru-buru menggelar pembelajaran tatap muka. Seingat saja, pada awal tahun ajaran semester genap Januari 2021 kemarin pihak Kementerian sudah merilis panduan pembelajaran tatap muka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun