Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Semenjak Jadi Guru, Aku Semakin Enggan Berpisah dengan Madu

20 April 2021   23:48 Diperbarui: 21 April 2021   00:24 2624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang guru sepertiku tidak bisa jauh dari madu. Dok. Ozy V. Alandika via Canva

"Dalam jurnal ilmiah berjudul Honey and Health: A Review of Recent Clinical Research diterangkan bahwa, madu memiliki multikhasiat dan digunakan untuk berbagai kondisi penyakit seperti penyakit mata, asma, infeksi tenggorokan, TBC, cegukan, kelelahan, sembelit, wasir, eksim, hingga luka."

Eksistensi madu memang bukan kaleng-kaleng. Ditemukannya lukisan serta gulungan kuno dari Zaman batu menjadi salah satu bukti sahih bahwa si honey ini sudah digunakan sebagai obat sejak 8000 tahun lalu.

Begitu pula dengan data yang tertuang dalam buku tablet tanah liat Sumeria (6200 SM), papirus Mesir (1900--1250 SM), Weda, Kalamullah, Alkitab, serta Hippocrates (460--357 SM).

Sedangkan aku? Sejatinya aku sudah pedekate dengan madu sejak umur 6 tahun. Waktu itu aku sering menginap di ladang aren dan ayahku sering didatangi temannya seraya mengajak ayah mencari madu di sekitaran ladang.

Memasuki tiga bulan terakhir di tahun 2017, barulah aku akrab dengan madu. Aku belum lama pulang kampung dan langsung mendaftarkan diri sebagai guru honorer di sebuah SMP favorit di kota Curup.

Meski hanya berstatus honorer, aku bahagia menjadi guru karena memang sesuai dengan gelar ijazahku. Sontak saja, selain diberikan jadwal mengajar sebanyak 13 jam, aku juga diberi tanggung jawab membina ekstrakulikuler Rohis, Seni Baca Qur'an, dan kegiatan Jumat Rohani.

Seminggu mengajar, langsung saja suaraku parau bin serak bin garau. Hahaha.

Bagaimana tidak parau, hampir setiap hari aku pulang sore dari SMP. Tambah lagi ketika aku membina Seni Baca Qur'an. Gegara beragam irama Quran punya maqam (tingkatan nada) yang tinggi (jawabul jawab), maka stabilitas suaraku hanya bertahan tidak sampai dua jam.

Mengajar Seni Baca Quran terkadang menguras suara. Dok. Ozy V. Alandika
Mengajar Seni Baca Quran terkadang menguras suara. Dok. Ozy V. Alandika

Alhasil, kutempuhlah 2 metode agar suaraku tetap stabil, dan kalau bisa tambah merdu. Eaaa.

Metode pertama yang sempat kucoba adalah gurah tradisional. Gurah dalam hal ini yaitu meneteskan cairan dari ramuan tanaman srigunggu melalui hidung untuk membersihkan segenap lendir yang ada di rongga hidung dan tenggorokan.

Hanya saja...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun