Caranya? Salah satunya adalah menjemput jodoh di manapun ia berada menurut rasa dan kata hati.
Tapi!
Masih mirip dengan ajal, sayangnya sanad alias jalan menjemput jodoh juga beragam. Jika ajal bisa dijemput dengan cara husnul khotimah maupun su'ul khotimah, maka jodoh juga demikian. Bisa dijemput dengan cara baik, dan bisa pula dengan cara buruk.
Cara baiknya seperti apa? Sederhana, memantapkan diri untuk menjadi sosok yang terbaik, dan jika ada bidadari atau bidadara yang dirasa cocok maka langsunglah diadakan kegiatan lamaran. Taaruf dalam beberapa waktu, kemudian memantapkan hati, dan kemudian akad.
Sungguh, So Sweetnya begitu powerfull!
Namun, nyatanya tantangan untuk menjemput jodoh bukanlah hal yang patut dianggap remeh.Â
Terang saja, persoalan menikah biasanya akrab dengan hawa nafsu yang kita sendiri pun susah untuk mengontrolnya.
Apa lagi jika umur, sahabat, tetangga, bahkan sanak saudara sudah memberikan kode "sekaranglah waktu yang tepat untuk menikah!", "apalagi yang mau kau tunggu!", maka semakin berkecamuklah hati dan perasaan.
Sejadinya, sebagian orang rela untuk menuangkan hawa nafsunya dengan cara berpacaran.Â
Ya, mau bagaimana lagi. Tantangan terberat seorang laki-laki maupun perempuan yang belum menikah itu adalah istiqomah dalam kesendirian.
Tambah lagi, setiap manusia pasti punya masa di mana ia jatuh cinta, bukan?Â