Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jilbab Selesai, Mari Kita Mengakui dan Mensyukuri Keberagaman

4 Februari 2021   22:40 Diperbarui: 4 Februari 2021   23:04 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus jilbab selesai. Sudah! Tidak perlu ada lagi segunung caci maki serta cerca-mencerca yang berbau agama. Apalagi menggaungkan pernyataan yang memancing hujat.

Sebagai seorang insan yang beragama, sudah sepantasnya diri ini berusaha untuk semakin matang secara spiritual. Cara sederhananya? Ialah dengan menerima keadaan yang tidak bisa diubah, serta mengelola keadaan lain yang sekiranya butuh penyesuaian.

Indonesia punya ragam agama, kita terima dan fakta itu tidak bisa diubah. Sedangkan atribut serta seragam agama-agama tertentu? Adalah hak pilih atas individu.

"Hak untuk memakai atribut keagamaan adanya di individu. Individu itu adalah guru, murid, dan tentunya orang tua, bukan keputusan sekolah negeri tersebut," Begitu terang Mas Mendikbud saat perilisan SKB 3 Menteri tentang penggunaan seragam dan atribut sekolah.

Atas SKB yang dihadirkan oleh Kemendikbud, Kemendagri, dan Kemenag pada Rabu (3/2/2021) kemarin. Saya secara pribadi setuju.

Pun dengan teman-teman sekalian yang membaca naskah SKB secara seksama, rasanya kalian juga setuju dan mampu menangkap arah kebijakan Kemendikbud secara positif.

Kata kuncinya adalah, "sekolah negeri tidak boleh mewajibkan atribut agama tertentu, tapi juga tidak melarang."

Bersandar dari sana, maka hak tiap-tiap siswa, guru, serta tenaga kependidikan baik yang beragama minoritas maupun mayoritas dalam beragama secara langsung tetap terlindungi.

Nah, rasanya gagasan tersebut bisa sedikit menyanggah pernyataan Waketum MUI terkait SKB 3 Menteri:

"Itu membuat anak-anak didik kita supaya menjadi orang yang beriman dan bertakwa. Siswa-siswi kita yang beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu semestinya sesuai dengan konstitusi harus kita wajibkan untuk berpakaian sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaannya itu," terang Pak Anwar.

Melirik tuturan di atas, secara terang Pak Anwar Abbas sebenarnya ingin meminta sekolah agar mewajibkan segenap pelajar untuk menggunakan seragam/atribut sesuai dengan agama mereka masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun