Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Arwah Jomblo Gentayangan

30 September 2020   21:20 Diperbarui: 30 September 2020   22:51 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arwah Jomblo. Foto oleh Daniel Jensen di Unsplash 

Rudi tak menjawab salam perpisahan di malam Kamis itu. Hujan memang sudah reda, tapi rasanya hati Rudi yang kebanjiran dan basah.

Pria jomblo ini juga tak sedikitpun mau mengangkat dagunya demi melihat Ayu, mantannya. Tapi, Rudi sudah sangat yakin bahwa gadis itu adalah Ayu.

"Mengapa seperti ini, Tuhan!" Teriak Rudi dalam gubuk yang terang itu. Rudi sendirian. Gelapnya malam itu semakin membuat jiwanya berkecamuk. Begitu banyak bayang-bayang pikir indah tentang masa lalu, dan itu membuat emosi Rudi semakin membuncah.

Ingin rasanya ia menembaki dirinya dan semua orang yang ada di sekitarnya. Pikiran Rudi sudah tanpa arah. Ia sekarang mulai bersikap layaknya orang gila. Rudi mengelilingi gubuk itu sembari berpura-pura menembaki desir angin yang ada.

"Duar....dududududu....ar. Duaaaaar!

Dianggapnya angin itu adalah mantannya. Mantan yang telah membatalkan takdir sekaligus janji suci yang segera ingin diutarakannya.

Lima menit berlalu, Rudi pun duduk pasrah. Diusapkan keringat di sekujur kening sebelum air asin itu menggalaukannya. Rudi mulai lapar dan tangannya segera memeriksa uang di kediaman dompet.

"Ah, ada pisau!" Begitu kode keras dari hatinya. Rudi jadi teringat bahwa malam itu ia memang tak membawa uang maupun dompet.

Pikiran Rudi jadi semakin tak tentu arah. Tulisan jomblo dan mas kawin terus berlarian dalam bayangnya. Semakin lihat pisau, semakin kalap hatinya. Hidupnya sudah berasa benar-benar di ujung tanduk. Dan...

"Crooooot."

Gemericik darah segar membasahi lantai gubuk. Entah sengaja atau tidak, pisau tadi sudah menancap di sisi kiri dada Rudi. Mungkin, tepat mengenai jantungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun