Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siswa Menderita atau Bahagia, Kepribadian Guru adalah Kuncinya

26 September 2020   11:27 Diperbarui: 26 September 2020   11:33 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar itu bahagia. Mengajar itu bahagia. Pembelajaran itu membahagiakan.  Dok. Ozy V. Alandika

Dalam suasana pandemi hari ini, sebenarnya siswa sedang menderita atau bahagia?

Barangkali pada awal diberlakukannya kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR), cukup banyak siswa yang gembira. Gembira karena tak perlu repot-repot ke sekolah untuk belajar secara tatap muka, ceria karena tak perlu bertemu dengan guru garang, serta riang karena bisa santai-santai di rumah.

Tapi, setelah sampai di hari ini, ternyata tumpukan kebahagiaan yang sempat singgah dalam angan itu menjadi semu. Kegiatan BDR malah membuyarkan kebahagiaan sebagian siswa karena mereka ditimpa tugas dan pembelajaran yang kurang efektif dari rumah.

Malahan, kebahagiaan belajar secara tatap muka yang selalu mereka rindukan. Saya sendiri sempat menyaksikannya. Adalah dalam 2 minggu belakangan ini, yaitu ketika sekolah kami menggelar pembelajaran secara tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat.

Jam belajar di sekolah telah kami kurangi demi meningkatkan keamanan siswa dari segi keselamatan. Tapi ternyata, mereka juga merasa bahwa kebahagiaan di sekolah ikut terkurangi.

Bagaimana tidak, interaksi siswa dengan teman sebaya dan guru favoritnya menjadi berkurang. Begitu pula dengan aktivitas sehari-hari mereka. Hampir penuh waktu untuk selalu stand by di rumah saja.

Lantas, apakah siswa menderita?

Ketika banyak tugas belajar yang belum mampu tekerjakan semua, agaknya penderitaan siswa berasa makin membuncah. Apalagi bila gurunya kurang menaruh perhatian terhadap kesusahan-jenuhan siswa, maka makin berantakanlah kebahagiaan belajar yang selama ini diharapkan.

Yang Siswa Kehendaki Bukan Hanya Kecakapan Mengajar Guru

Dalam proses belajar-mengajar baik di dalam maupun di luar jaringan, kecakapan mengajar seorang guru cukup diperhitungkan.

Bagaimana kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran, memiliki dasar pengetahuan yang jelas dan mendalam, memiliki kemampuan dalam membimbing siswa, serta mampu menempatkan diri di posisi guru semuanya cukup penting untuk kesuksesan belajar.

Tapi, apakah kecakapan ini mampu menjamin kebahagiaan siswa?

Ternyata, belum tentu. Sama sekali belum ada jaminan. Minimal ada satu semester atau satu tahun para siswa mengamati guru-guru mereka. Dari awal pertemuan di ruang kelas, sejatinya siswa sudah bisa menerka bahwa guru A itu asyik, guru B itu agak seram, dan lain sebagainya.

Beda siswa, maka terkadang beda pula penilaian mereka terhadap seorang guru. namun, yang lebih terang di sini sejatinya tidaklah sekadar kecakapan mengajar guru saja, melainkan juga sifat alias kepribadian guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun