Jika dibandingkan dengan pisang kepok, pisang mas, hingga pisang ambon, pisang jantan layak mendapat predikat pisang yang "pantang mati" sebelum berbuah.
Untuk hasilnya, bagaimana? Kami biasanya menjual pisang jantan seharga Rp15.000-Rp30.000 per tandan, menyesuaikan dengan ukuran dan banyaknya sisir dalam satu tandan.
Pisang jantan cukup laris di pasaran, karena pisang jenis inilah yang paling sering berteman dengan bakwan dan tempe di gerobaknya para penjual gorengan.
Terkadang kalau lagi hoki, dalam durasi 1 bulan kami bisa menebang lebih dari 7 tandan pisang jantan. Lumayan, kan?
Eits, belum selesai. Syahdan, masih ada pisang tanduk dan pisang kepok. Sepengalaman keluarga kami, kedua jenis pisang ini cukup "rewel" ketika bertumbuh. Kadang-kadang dalam segerombol pisang kepok, ada 2-3 tunas pisang yang mati sebelum berjantung.
Apalagi pisang tanduk. Hingga saat ini, porsi pohon pisang tanduk di lahan dekat rumah kami baru tersedia satu kelompok saja dan baru mampu berbuah tiga kali. Selebihnya? Sudah layu sebelum berkembang.
Tapi, kalau gerombolan pisang kepok dan pisang tanduk ini sudah mulai ramai, jadi aman kok. Harganya itu loh, sangat bersaing!
Untuk pisang tanduk, setiap sisirnya bisa dijual dengan harga di atas Rp25.000. Bahkan, untuk pisang tanduk ukuran super bisa dijual dengan harga Rp4.000 -- 8.000 per biji. Per biji, bro. Bayangkan.
Tapi sayang, keluarga kami belum pernah sekalipun menjual hasil panen pisang tanduk. Kami lebih berniat untuk mengonsumsinya sendiri. Soalnya, pisang tanduk memang memiliki "derajat kelezatan" yang lebih tinggi dibandingkan dengan pisang lainnya.