Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

#SaveConte, Please!

23 Agustus 2020   22:13 Diperbarui: 23 Agustus 2020   23:19 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Inter Milan, Antonio Conte. Foto: Inter.it

Pasca kekalahan menyakitkan kontra Sevilla di final Europa League Sabtu (22/8/2020) kemarin, wajah Sang Biru-Hitam masih muram. Penantian 10 tahun non-gelar harus bertambah masa tunggu hingga musim depan.

Beberapa saat sesuai laga, sebagian dari kita mungkin sempat menyaksikan isak tangis sang penyerang muda Inter, Lautaro Martinez. Alhasil, ulang tahun ke-23 tahun Lautaro yang jatuh pada 22 Agustus 2020 kemarin seakan tiada spesialnya sama sekali.

Tidak hanya Lautaro Martinez, rekan duetnya, Romelu Lukaku juga tak mampu mengemban kekalahan tragis itu. Capaian 34 gol dalam semusim yang sesungguhnya telah menyamai rekor Ronaldo (Brazil) sama sekali tak membuatnya bahagia.

Seusai laga, mantan penyerang MU ini menghilang dari prosesi penyerahan medali. Bahkan, fanspage Internazionale Nusantara yang mengamati akun medsos Lukaku menerangkan bahwa sang penyerang benar-benar me-nonaktifkan medsosnya sehari setelah laga kontra Sevilla.

Padahal, bagi Nerazzurri, jelas pencapaian tim di musim ini bukanlah sesuatu yang buruk. Menjadi runner up di dua kompetisi berbeda (Serie A dan Europa League) adalah hal yang cukup membanggakan, mengingat hanya sedikit dari pemain yang sudah merasakan kompetensi selevel benua.

Peliknya, beberapa media di Italia malah seakan tidak menganggap pencapaian Inter Milan di musim ini cukup "wah". Tuttosport misalnya, surat kabar yang berbasis di Turin ini malah menyalahkan Antonio Conte atas kekalahan 3-2 kontra Sevilla.

Tuttosport menerangkan bahwa sang pelatih terlambat melakukan pergantian pemain. Seharusnya, Conte langsung melakukan pergantian di awal babak kedua karena pasukan Julen Lopetegui sudah mendapatkan momentum.

Tapi, pelatih asal Italia ini baru menukar pemain saat Nerazzurri berada dalam posisi tertinggal.

Sepertinya, memang benar bahwa tidak akan ada asap kalau tidak ada api. Meskipun Conte tidak mengakui bahwa dirinya terlambat melakukan pergantian, namun pernyataan kontroversial beliau di akhir laga sudah cukup untuk membuat publik menebak-nebak kelanjutan kariernya.

Melalui Football-Italia, Antonio Conte berbicara seolah-olah kekalahan Final Liga Europa dari Sevilla adalah pertandingan terakhirnya.

"Sekarang kami harus kembali ke Milan, akan mengambil dua atau tiga hari libur, kemudian dengan kepala dingin akan bertemu. Sudah semestinya kami menganalisis seluruh musim, melihat semuanya dengan sangat tenang, dan mencoba merencanakan masa depan Inter, baik dengan atau tanpa saya." ucap Conte (22/8/2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun