Bangun di pagi hari lalu menatap senja. Itu adalah kebiasaanku. Kepadanya aku mencurahkan perasaan. Entah itu hitam atau putih.
Melanglang ke hari depan sembari memahat hari lalu. Kuretakkan yang hitam lalu kukebat. Kubawa yang putih ke masa depan.
Ternyata rotasi bumi aneh. Begitu pula dengan mimpiku. Entah bagaimana mendapatkan akhir dari mimpi yang aneh itu.
Dan ternyata langit juga aneh. Ada yang hitam, juga ada yang putih. Padahal aku adalah salah satu pemburunya.
Lalu, haruskah kuwujudkan keinginanku?
Tak terelakkan. Yang putih akan bersinar lalu memenjarakan bayangan. Cahaya itu melenyapkan. Kalau begitu, kuingin pergi ke sana.
Curup, 11 Agustus 2020