Misalnya, di tahun-tahun sebelumnya ada program yang mirip seperti sekolah penggerak yang dinamakan sekolah rujukan nasional. Kebetulan di tahun 2017-2019 penulis sempat mengajar di sekolah tersebut.
Cukup mirip dengan sekolah penggerak, sekolah rujukan yang sejatinya merupakan sekolah yang mendapat binaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud dan pemerintah daerah ini juga dijadikan acuan bagi sekolah lain dalam soal mutu.
Begitu pula dengan guru-guru yang ada di dalamnya. Hanya saja, dikarenakan kurangnya pembinaan dan peningkatan kompetensi jangka panjang terhadap guru-guru, peran sekolah rujukan sebagai acuan mutu sekaligus pedoman pembelajaran yang ber-SNP jadi tidak tampak.
Hal inilah yang sebenarnya sangat perlu untuk dijadikan pertimbangan dan pengkajian lebih lanjut oleh Mas Nadiem bersama Kemendikbud. Konsep dan pelaksanaan pembinaan peningkatan kompetensi guru penggerak jangka panjang harus dimatangkan.
Jika konsepnya tidak matang atau program ini nantinya hanya berjalan setengah hati, bisa saja muncul disparitas yang mencolok antara guru penggerak dengan guru non-penggerak. Begitu pula dengan sekolah-sekolahnya.
Salam.