Dulu adik saya pernah jadi anak bawang di tahun 2006, dan sekarang di tahun 2020 julukan anak bawang itu pun masih ada. Jangan-jangan kebijakan PPDB ini mirip seperti penyakit yang selalu kambuh tiap tahun?
Lagi-lagi terserah mau menyebut itu penyakit atau dimensi lain dari masalah PPDB. Dari fakta ini, ada pembelajaran penting yang bisa diambil oleh sekolah maupun disdik daerah agar kisruh PPDB ini tidak terulang kembali di masa depan.
Yang terpenting bagi sekolah adalah sosialiasi tentang kebijakan. Entah itu didasarkan atas Permendikbud maupun PP di bawahnya, pihak sekolah perlu menjelaskan secara utuh kepada orangtua siswa.
Jika sejak awal sudah dijelaskan secara benar, baik, utuh, terang, dan transparan, maka sudah pasti orangtua siswa akan menerima. Buktinya?
7 siswa anak bawang yang sempat saya sebut tadi. Orangtua mereka tidak protes, fine-fine saja. itu karena mereka berusaha mengikuti kebijakan pemerintah.
Lain halnya bila sosialisasi baik dari sekolah maupun pemerintah daerah disampaikan secara tidak utuh serta kurang transparan. Timbullah kekacauan dan polemik seperti yang terjadi di Jakarta.
Jika sudah begini keadaannya, maka sebaiknya Kemendikbud dan Mas Nadiem perlu turun tangan untuk menghadirkan sebuah penyelesaian.
Salam.