Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mas Nadiem, Belajar Online Kurang Efektif, Mendingan Maksimalkan TVRI

10 April 2020   12:09 Diperbarui: 10 April 2020   12:21 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mas Nadiem saat telekonferensi Peluncuran Program Belajar dari Rumah di Jakarta, pada Kamis (09/04/2020)/dok. Kemendikbud via Kompas.com

Kemarin, tepatnya pada hari Kamis (09/04/2020) baru saja kita mendapat kabar hangat dari ranah pendidikan. Ada dua wacana alias rencana program yang ingin Mas Nadiem jalankan. Pertama, memanfaatkan dana BOS untuk beli kuota internet dan kedua, belajar dari TVRI.

Agaknya kedua program ini cukup krusial dan tak bisa disandingkan. Krusial karena Indonesia masih darurat Covid-19 dan tidak bisa disandingkan karena masing-masing program punya arah serta prioritasnya masing-masing.

Perihal dana BOS untuk beli kuota internet, rencana kebijakan ini merupakan bagian dari respon positif Mas Nadiem atas terselenggaranya pembelajaran online bagi sekolah-sekolah yang mampu.

Pembelajaran online banyak mengunyah kuota internet sehingga menghancurkan stabilitas keuangan guru dan orangtua murid. Agar sistem belajar ini tetap berdiri di singgahsana digital, maka muncullah kebijakan adaptasi dana BOS.

"Dana BOS boleh digunakan, dana BOS kita adaptasi selama masa krisis ini untuk digunakan membeli kuota pada para guru dan juga siswa. Jadi diperbolehkan dana BOS untuk menambah subsidi kuota siswa," kata Nadiem kepada wartawan lewat teleconference, Kamis (09/04/2020).

Atas rencana kebijakan ini, barangkali mayoritas guru dan murid yang sekarang sedang menggelar pembelajaran online akan cukup berbahagia. Meskipun baru rencana, peluang disahkannya kebijakan sangatlah mungkin. Kemendikbud tinggal mengubah Juknis BOS.

Soal kebijakan kedua, belajar dari rumah via TVRI juga masih sama rasa. Munculnya kebijakan ini bersanad dari pandemi Covid-19 yang merajalela. Lebih dari itu, agaknya Mas Nadiem mulai menuangkan belas kasih kepada sekolah-sekolah yang belum terjangkau oleh internet.

"Program Belajar dari Rumah merupakan bentuk upaya Kemendikbud membantu terselenggaranya pendidikan bagi semua kalangan masyarakat di masa darurat Covid-19," ujar Nadiem Makarim pada telekonferensi Peluncuran Program Belajar dari Rumah di Jakarta, pada Kamis (09/04/2020).

Yang perlu digarisbawahi adalah terselenggaranya pendidikan bagi semua kalangan. Pernyataan ini kiranya merupakan perwujudan dari pasal 31 ayat 1 UUD 1945 tentang hak warga negara untuk mendapat pendidikan.

Baik bagi warga yang memiliki keterbatasan ekonomi, yang terkendala jarak dan letak geografis, hingga yang belum tersentuh peradaban internet semuanya berhak mendapat suapan pendidikan.

TVRI sebagai pendamping Mas Nadiem sepertinya mampu memberikan suapan-suapan pendidikan walau hanya beberapa sendok saja. Hebatnya, jika ini digelar maka para pembelajaran yang tersuap tidak terbatas oleh kalangan. Online maupun offline, semua dapat.

Tapi, jika kebijakan penggunaan dana BOS untuk kuota internet dan kebijakan menggelar pembelajaran dari rumah via TVRI dibandingkan, bukankah ini perwujudan dari ketimpangan pendidikan?

Ada celah besar yang patut membuat kita prihatin.  Pendidikan seakan makin senjang karena pembelajaran online dan offline dibuat berjalan pada jalur yang berbeda. Yang online bisa dapat kuota dan nonton TVRI, tapi offline hanya mendapat fasilitas nonton TVRI saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun