Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Andai Ada Guru Baru di Sekolah, Siswa Mau yang seperti Apa?

26 Maret 2020   20:23 Diperbarui: 26 Maret 2020   20:30 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru viral melalui video gantengnya kelewatan. Tribunnews.com

"Ganteng, Cantik, Baik, Asik, Pengertian, Tidak Suka Marah-marah, Rajin Menabung, Cerdas, Humoris...." Sudah Cukup, kah?

Kadang-kadang saat sekolah, ada sedikit rasa bosan yang terbesit di benak para siswa. Rasanya berhari-hari sekolah, guru yang ditemui hanya itu-itu saja. Sesekali ada guru baru yang datang, eh ternyata mereka hanyalah guru praktik dan hanya singgah selama 3 bulan. Yah, bosan lagi!

Sesekali lagi, ada pula guru baru yang datang. Tapi sayangnya, guru itu sudah senior dan datang ke sekolah akibat mutasi. Setelah diajar beberapa kali, ternyata? Sama saja, bosan lagi.

Coba ada guru yang pas gitu. Guru baru yang sesuai dengan kriteria siswa!

Jika kita sama-sama ingin berbicara tentang kriteria seorang guru yang pas untuk mengajar di kelas, rasanya butuh beberapa hari diskusi barulah bisa mendapat kesimpulan yang auntentik.

Kepala sekolah maunya guru itu seperti ini, wali murid inginnya guru ini yang seperti itu, dan siswa berharapnya guru itu yang seperti itu. Ada ini, ada itu. Cukup membingungkan, bukan? Hohoho

Karena hari ini kita sudah memasuki era Merdeka Belajar, maka tidak ada salahnya sesekali melihat kriteria guru baru berdasarkan kesukaan para siswa.

Terang saja, yang sekolah adalah siswa, pusat pembelajaran adalah siswa, dan yang mesti dihajar adalah siswa. Eh, maksudnya diajar, itu tadi ada typo sedikit. Hihihi

Nah, sekarang maunya siswa dapat guru baru yang seperti apa? Mau guru baru yang ganteng dan cantik?

Eits. Kalau nanti ada guru baru yang ganteng dan cantik, jangan-jangan siswa malah sibuk cari perhatian di kelas. Bawaannya, mau nanya-nanya dan didatangi terus oleh guru. Terus, kalau bel istirahat sudah berbunyi, langsung deh foto-foto dengan guru tadi!

Tapi memang, nuansa kelas saat diajar oleh guru yang ganteng dan cantik itu benar-benar ajaib. Ngantuk, hilang. Lapar, tertahankan. Materi pelajaran, masuk semua ke otak. Duh, senangnya.

Atau mau tambah kriteria? Baiklah, guru yang asyik dan kekinian. Tapi.... kekinian yang bagaimana dulu?

Kalau kekinian yang berarti guru nyambung saat cerita isu dan fakta-fakta terbaru hari ini, okelah. Tapi, kalau kekiniannya seperti guru yang lebih suka ikut rapat daripada masuk kelas, atau lebih suka cerita tidak keruan untuk menghabiskan jam pelajaran, maka lebih baik jangan.

Apalagi jika gurunya suka memberikan kunci jawaban saat siswa sedang ujian. Bahaya! Kalau siswa mau cari kunci jawaban, pergi saja ke tukang kunci. Hahaha

Terang saja, jika hal-hal nyeleneh seperti ini yang ingin siswa jadikan kriteria guru yang mereka suka, maka siap-siaplah siswa kena marah. Beribu tantangan dan kesulitan yang guru hadapkan kepada siswa, semua semata agar siswa bisa "naik kelas".

Mau tambah kriteria lagi? Baiklah, bagaimana dengan guru yang humoris dan santai dalam mengajar. Barangkali siswa suka, bukan?

Ya, pasti suka itu. Tak terhitung tumpukan penat jika siswa selalu dihadapkan dengan guru-guru yang super disiplin. Bergerak sedikit, marah. Toleh kanan sebentar, marah. Akhirnya, mau permisi ke toilet saja susah dan ketika pelajaran usai, semua badan pegal semua.

Dari sinilah kemudian siswa butuh guru-guru yang cukup humoris dan santai dalam mengajar. Humoris untuk mengusik ketegangan dan ketakutan siswa, santai untuk membuat siswa lebih luwes dan fleksibel dalam berpikir.

Nah, sekarang siswa sudah cukup puas dengan penawaran kriteria-kriteria ini, kan?

Tapi nyatanya, beberapa kriteria yang sudah tersebut di atas belumlah menjadikan seorang guru layak dicap sebagai "guru idaman". Mengapa? Karena ada beberapa kriteria utama yang belum terpenuhi. Lalu, guru idaman semestinya seperti apa?

kemenag.go.id
kemenag.go.id
Baik, mari sejenak kita mundur 17 tahun ke belakang untuk menatap kembali UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, tepatnya pada Bab II pasal 3.

Di sana tertera harapan bahwa guru bertugas membentuk para siswa agar menjadi seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari tugas-tugas ini, bisa dibayangkan betapa besar harapan negara kepada para generasi penerus bangsa. Dan dari harapan-harapan ini, sebagian besar tanggung jawabnya juga dibebankan kepada para guru. Lalu, guru seperti apa yang mampu mewujudkannya?

Tentu saja guru yang memenuhi kriteria sebagai seseorang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Jika kriteria-kriteria ini sudah dimiliki secara penuh oleh para guru, maka jadilah mereka sebagai guru idaman.

Guru yang ganteng dan cantik dari segi karakter, akhlak, adab dan perilaku. Guru yang pengertian, humoris dan kekinian dari segi kecakapan, ilmu dan kreativitas. Serta guru yang mampu mengubah karakter siswa dari yang buruk ke yang baik. Itulah harapan kita semua.

Dan untuk siswa di seluruh Indonesia, guru baru dan guru lama sama baiknya. Selama teladan dan akhlak mulia yang guru ajarkan, selama itu pula siswa mesti menurutinya.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun