Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Budi Pekerti Tidak Cukup Hanya Disekolahkan

7 Januari 2020   23:35 Diperbarui: 7 Januari 2020   23:44 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru sedang mengajar. (Dokumentasi pribadi)

Andaikan besok ada salah satu siswa SD bertanya kepada guru:

"Pak, kemarin kata Bapak mencuri itu tidak boleh dan berdosa, tapi tadi pagi saya nonton TV ada pejabat dan profesor korupsi, Pak!"

Gara-gara pertanyaan ini saya jadi teringat masa-masa SD, terutama saat diminta orangtua membeli sesuatu. Anak-anak seumuran SD saat diminta orangtua membeli garam misalnya, berapapun sisa uang pasti akan mereka kembalikan. Jangankan Rp.10.000, Rp. 500 pun akan mereka beritahu.

Sebagian besar anak-anak seperti itu, bahkan hampir semua anak. Terang saja, tiada sama sekali ajaran yang menghalalkan mereka untuk memakan uang kembalian meski hanya untuk membeli sebungkus pilus.

Beda hal jika orangtua sudah merelakan uang kembalian, maka barulah anak akan pergi jajan lagi ke warung. Itu masih dengan orangtua, dengan orang lain pasti mereka lebih takut lagi. Diminta guru membeli pena di koperasi misalnya, berapapun uang kembalian akan kembali ke tangan lembut sang guru.

Tapi sekarang? Sebagian orang yang dulunya sekolah dan makin pintar, sekarang malah makin absurd, bahkan makin keji dan mungkar. Jika mau beli garam, boro-boro ada uang kembalian. Bisa-bisa dana untuk beli garam itu sendiri yang hangus. Tidak sekadar 200 gram, tapi berton-ton garam. Hmmm

Ke manakah ketakutan yang sempat singgah, bahkan tabiat mendarah-tulang tentang ketakutan berbuat keburukan di waktu kecil dulu? Barangkali sudah termakan oleh nafsu, jabatan, dan harga. Sungguh, itu adalah godaan yang nyata.

Sekolah, Sekadar Mencari Pengetahuan?

Pertanyaan di atas sebenarnya sangat mudah dijawab, jika berdasarkan pengetahuan. Guru bisa saja mengatakan bahwa koruptor maupun pencuri cerdas adalah orang-orang yang menyelewengkan uang negara untuk kepentingan pribadi. Selesai!

Apakah anak-anak paham? Hmm. Jangankan paham, mereka bahkan hafal dengan titik koma dan susunan kata, selama mereka mencatat jawaban dari guru dan buku. Pengertian ini akan terus teringat hingga dewasa dan menua.

Tidak percaya? Tanya saja dengan para koruptor yang sedang tidur di penjara. Mereka pasti tahu apa itu korupsi apa itu mencuri, bahkan detail mulai dari pengertian, latar belakang, tujuan, implementasi, dampak, hingga cara mencegah tindakan pencurian.

Tapi, apakah seperti itu yang  guru dan kita semua inginkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun