Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Audisi Umum PB Djarum Berhenti: Atlet Akan Bangun Kesiangan

9 September 2019   21:36 Diperbarui: 9 September 2019   21:43 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si Kembar dari Manado Sukses Raih Super Tiket pada gelaran Audisi Umum PB Djarum 2018. (sumber: pbdjarum.org)

Semua Atlet Juga Pasti Diharamkan Merokok

Walaupun Brand utama Audisi Umum bulutangkis anak muda ini adalah perusahaan rokok, bukan berarti semua anak yang mengikuti Audisi merokok pula. Tidak pula mungkin pelatih dan wasitnya memamerkan cara merokok didepan anak-anak bangsa ini.

Jersey dengan logo Djarum Badminton Club.(sumber: pbdjarum.org)
Jersey dengan logo Djarum Badminton Club.(sumber: pbdjarum.org)

PB Djarum sudah begitu kaya, sehingga rela memberikan sumbangsih berupa beasiswa-beasiswa untuk anak muda. Bukan hanya beasiswa olahraga saja, mereka juga ikut memberikan sumbangsih untuk pelajar-pelajar di Indonesia yang beprestasi.

Jika sudah seperti itu, apa mungkin dengan menjadikan anak-anak sebagai "sales rokok" akan mendongkrak pendapatan mereka?

Kita tak bisa menutup lupa atas prestasi-prestasi yang terukir indah untuk Indonesia. Lihat saja torehan prestasinya M. Ahsan, Kevin Sanjaya, bahkan Alan B. Kusuma. Persembahan mereka untuk Indonesia tidak cukup bagi kita untuk sekedar menghapus air mata haru dengan 1 pack tissue.

Apakah mereka merokok? Apakah pekerjaan sampingan mereka jadi sales rokok? Tentu saja tidak. Kalau sudah jelas tidak seperti itu, bahkan hingga bertahun-tahun lamanya, kenapa baru mencuat beberapa hari ini? Apakah tidak mencoreng doa dan harapan besar HAONAS!

Bukan hanya atlet bulutangkis saja yang diharamkan merokok, tapi semua atlet dari berbagai jenis olahraga. Maka darinya, kita tidak bisa hanya menilai seseorang itu perokok dan sales rokok hanya dari pakaiannya.

Misalnya jika ada seorang kakek penjual ember lewat didepan rumah kita. Kakek itu sejatinya bukanlah perokok, tetapi dia memakai baju dengan lambang rokok. Apakah kakek itu seorang sales rokok? Tentu tidak, karena ia tetaplah penjual ember.

Jika dituduh sebagai sales rokok, bahkan tukang ember yang mengeksploitasi dirinya dan Emak-Emak hanya karena bajunya. Tentu saja kakek ini akan sakit hati. Walaupun sosok yang menuduh itu tidak ada niat sedikitpun untuk menyakiti hati Si kakek.

Seperti inilah kiranya akibat negatif dari tudingan KPAI. Biarpun KPAI ngakunya tak ada niat sedikitpun untuk memberhentikan Audisi Umum bulutangkis, tetap saja PB Djarum, Atlet, Orangtua Atlet, bahkan PBSI pun tersakiti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun