Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Sejak Kapan Aku Jadi Pelangganmu!"

8 September 2019   21:16 Diperbarui: 8 September 2019   21:50 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kumpulan Tangkapan layar dari pesan seluler. (dokpri)

Rasanya hampir setiap hari saya dapat SMS yang sangat mengganggu seperti ini. Bahkan sudah dari sejak lama. Gambar di atas hanyalah beberapa darinya. Jika saya usap layar pesan di handphone ini, mungkin bisa ratusan pesan yang mirip sudah saya screenshot.

Mengesalkan bukan? Saking banyaknya SMS seperti ini, pesan-pesan yang dianggap penting malah terlempar ke urutan tengah dan bawah, yang menjadikannya susah untuk di cari. Yang lebih kesal itu jika ingin menghapus seluruh pesan, lalu tidak sengaja pesan-pesan penting ikut terhapus juga.

Isi SMS-nya macam-macam. Ada yang promosi pinjaman, ada yang meminta kita mengambil hadiah uang tunai di website tertentu, ada pula pemberitahuan memenangkan undian Bank, undian pulsa, hingga kuota internet. Uniknya, mereka mengawali SMS dengan sopan.

Misalnya, "Pelanggan Yth", "Pelanggan dengan nomor 08xxxxxxxxxx" dan lain sebagainya. Huufh, sejak kapan saya jadi pelangganmu! Lalu kamu dapat nomor Hpku darimana? Hmm. Hadiahnya ambil sama kamu saja deh, Aku rela!

SMS-nya Masuk, Saat dibalas Nomornya Tidak Aktif

Karena nomornya tidak dikenal, kemudian gaya SMS-nya yang menarik perhatian, sebagian orang kadang mudah sekali terkecoh. Terutama para orang tua yang masih aktif menggunakan layanan SMS seluler dalam berkomunikasi.

Bahkan saya sendiri dulunya pernah terkecoh dengan SMS seperti ini, terutama ketika HP Android belum terkenal. Entah karena saya yang kepepet, atau karena ada hipnotis di SMS itu, saya segera membuka link website yang tertera pada SMS. Ketika di cek ternyata memang benar ada website-nya.

Bahkan website-nya tidak nebeng pada platform tertentu seperti blogspot ataupun wordpress. Nomor layanannya juga tertera di sana. Sempat saya hubungi, tapi ternyata tidak aktif. Begitupun dengan SMS lainnya. Berarti jelas ini penipuan.

Karena iseng-iseng berhadiah, saya dan teman-teman pun suka usil membalasnya. Misalnya seperti "Ambillah sendiri hadiahnya!", "yang SMS masih gadis atau sudah janda?", "ambil saja, sebagai bentuk sedekah dariku. Aku ikhlas" . Haha. Ya, saking kesalnya. Apalagi jika SMS itu masuk pada tanggal 1. Di kira SMS gaji masuk, eh ternyata pengganggu yang masuk!

Segera Laporkan ke OJK, Tapi . . .

sumber: OJK Indonesia
sumber: OJK Indonesia
Seperti yang terlansir dalam Kompas.com serta situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kita dapat melaporkan SMS "menganggu" seperti ini ke Layanan FCC OJK di nomor 1-500-655 atau menangkap layar SMS tersebut dan mengirimkannya ke alamat e-mail: konsumen@ojk.go.id.

Dalam menindaklanjuti laporan yang masuk, OJK akan mengoordinasikannya dengan KOMINFO sebagai pihak yang memiliki otoritas di bidang kepemilikan nomor seluler. Cara ini dilakukan agar mengurangi potensi SMS yang sama pada nomor ponsel orang lain.

Hanya saja, cara ini agaknya tak kunjung mengurangi SMS yang masuk kepada nomor ponsel yang sama. Jika SMS menganggu ini dibaca oleh kita-kita yang sudah ada bekal literasi, tak masalah. Yang bermasalah adalah jika SMS ini dibaca oleh teman-teman dan kerabat kita yang masih awam literasi.

Setidaknya, perlu ada sosialisasi berkelanjutan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Akan sangat bahaya jika sampai kita tergoda untuk melakukan transfer "gelap", ataupun termakan promo-promo pinjaman online. Inilah sebenarnya yang di incar oleh tukang SMS gelap ini, yaitu orang-orang yang sedang kepepet dan minim pengetahuan.

Jangan Menyebar Nomor Kontak "Sembarangan"

Dari mana mereka para penyebar SMS gelap ini dapat nomor kita, jika tidak kita sendiri yang mempublikasikannya. Hebatnya, perkembangan media digital ini seakan menggoda kita untuk menyebarkan data pribadi seperti nomor kontak.

Niatnya tidak lain adalah untuk menambah teman dunia maya, promosi barang jualan, promosi pulsa, hingga promosi untuk dicarikan teman curhat. Sesekali wajar, mungkin karena kontak HP kita hilang semua, atau kartu ponsel kita sudah di blokir.

Jika nomor HP kita disebarkan ke status WA maupun Instagram, mungkin masih lebih aman, karena yang bisa melihatnya hanyalah orang yang menyimpan nomor kita, dan orang yang mem-follow akun kita. Tentu saja selama teman kita tidak iseng menyebarkannya ke orang lain.

Beda hal jika kita sebar melalui status Facebook. Dibandingkan media sosial lainnya, Facebook cenderung lebih bermasyarakat dalam dunia maya. Misalkan kita bagikan status nomor baru di laman Facebook, tentu status itu akan muncul di beranda orang lain. Meskipun kita batasi privasi status itu "hanya teman", tetap saja jika teman itu berkomentar akan muncul pemberitahuannya di beranda orang lain.

misalnya Angsa berteman dengan Ayam di Facebook. Angsa lalu share status nomor HP baru. Ayam yang melihatnya langsung memberi like & comment. Nah, notifikasi komentar ini biasanya masih akan muncul di beranda teman-temannya si Ayam, padahal Angsa tadi tidak berteman dengan teman-temannya Ayam.

Selama teman-temannya Ayam tidak usil "kenalan" dengan nomor baru itu tak masalah. Yang bermasalah adalah jika nomor baru tadi dimanfaatkan dan digunakan untuk hal yang tidak-tidak.

Selain media sosial, konter-konter HP agaknya juga rawan penyebaran nomor. Saat mengisi pulsa, biasanya beberapa konter meminta kita untuk mencatat nomor HP di buku maupun kertas. Meskipun alasannya adalah mengurangi tingkat kekeliruan penjual pulsa, tetap saja nomor itu rawan tersebar.

Begitupun ketika kita membeli kartu perdana di konter HP. Semua kartu perdana yang tertera di konter tersebut pasti sudah dicatat nomor HP-nya oleh petugas konter. Jika nomor itu dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, maka muncullah SMS "menganggu" seperti yang kita alami saat ini.

Untuk mengatasi supaya SMS menganggu ini tidak beranak pinak, kita perlu peduli dan melindungi data privasi kita, baik saat berselancar di media sosial, maupun saat mengisi pulsa di konter HP.

Saat menggunakan media sosial, kita perlu menyembunyikan data pribadi seperti nomor hanphone dari ranah publik. Ya, kita bijak saja, jika ada orang baru yang butuh dengan kita, orang itu bisa chat dahulu di Messenger. Dari sana kita bisa melihat dan menilai, aman atau tidak nomor HP kita, jika dibagikan kepadanya.

Saat mengisi pulsa atapun membeli paket internet di konter juga demikian. Rasanya, saat mengisi pulsa maupun data kita cukup hanya mendikte nomor HP kita. 

Dan tentunya pemilik konter juga harus menghormati pelanggannya, yaitu dengan tidak menyebarkan nomor HP pelanggan atau bahkan menggunakannya untuk keburukan.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun