Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dosa Besar Pengguna Media Sosial

20 Agustus 2019   22:36 Diperbarui: 21 Agustus 2019   00:29 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dosa Medsos. Gambar dari Dee Casper

Jika kemarin alat komunikasi yang paling tajam adalah lidah, maka hari ini sudah bertukar menjadi Medsos.

Bumi Pertiwi tak kunjung bisa tenang. Sudah kepayahan menghadapi kebakaran hutan dan kemarau, bertambah pula dengan isu agama, rasisme, hingga kerusuhan di Papua. Sungguh, makin panas bumi ini. Uniknya, kegaduhan di Bumi ini membuat kita kebakaran jenggot. Asapnya menusuk mata, menyayat hati, dan melukai perasaan semua orang. siapa yang salah? Ya, dalangnya adalah "pengguna" Medsos.

Medsos hari ini ibarat mesin Singso, yang sangat tajam atas bawah. Layaknya mesin pemotong kayu, Medsos akan tumpul jika mesinnya rusak, alias tak ada sinyal. Medsos sangat tajam manfaatnya, hingga memudahkan semua orang dalam belajar, mencari informasi, hingga berkomunikasi. Sayangnya, Mudharat Medsos pula sangat tajam, hingga dapat melukai diri, hati, bahkan membunuh penggunanya.

Aksi Provokatif di Medsos

Kemarin, keributan dan kerusuhan biasanya  terjadi akibat juluran lidah. Siswa satu dan lainnya bisa tawuran hanya karena ejekan via lidah. Begitupun kerusuhan di desa maupun masyarakat. Ejekan via juluran lidah sangat terbatas dengan jarak. Provokasinya hanya akan jadi keributan jika terlihat oleh orang lain. Ya, berapalah jangkauan ejekan via juluran lidah, paling-paling hanya satu desa. Itupun jika Si Pengejek berlidah panjang. Hehe

Beda halnya dengan hari ini. Medsos sebagai pengganti lidah memiliki panjang, lebar, luas, dan volume yang tiada batas. Bahkan, kita tidak bisa membuat standar skala peta yang mengambarkan luasnya area Medsos. Mau buat skala 1:100.000, atau 1:1000.000?

Uppps, berapapun nominalnya tetap tidak akan mewakili luasnya jangkauan Medsos. Selama sinyal masih bertebaran di dunia ini, bahkan sampai ke alam jin dan setan, selama itu pula Medsos meluas. Wajar saja, jika upload status bawa-bawa nama jin, atau mengumpat orang dengan sebutan setan. Huuh, dasar!

Karena luasnya jangkauan Medsos, jalannya informasi akan sangat cepat. Termasuklah aksi provokasi via Medsos. Mirisnya, hal ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk merusak kedamaian negeri. Karena kurangnya literasi, bahkan terlalu "baik", alhasil banyak dari kita yang mudah percaya dengan informasi-informasi yang provokatif tersebut.

Alat Utama Penyebar Hoaks

Entah itu realita atau hoaxs, sampai saat ini masih banyak dari kita yang menelan informasi mentah-mentah. Belum sempat mengecap rasa manis, pahit, asin, bahkan hambar, informasi hoaxs sudah keduluan mampir di hati. Para penyebar hoaxs sangat peka dengan realita ini. Dengan kepekaan itu, peredaran hoaxs kian bertambah.

Uniknya, pemakan berita hoaxs justru bukan dari kalangan orang-orang tradisional, melainkan orang-orang modern dan milenial yang bersahabat dengan Medsos. Orang-orang "tradisional" yang mendapat berita "belakangan" relatif lebih aman, karena informasi yang mereka terima via televisi maupun koran sudah di klarifikasi dan bersih dari micin-micin yang provokatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun