Kenapa puasa? Dengan berpuasa kita berusaha untuk menahan hawa nafsu dalam waktu yang telah di tentukan. Malahan, bagi beberapa agama, puasa adalah salah satu cara untuk hidup sehat dan menyembuhkan beberapa penyakit. Nah, dalam menjaga stabilitas sistem keuangan, kita perlu berpuasa. Puasa di sini berguna untuk menyembuhkan "penyakit" boros, dan membiasakan hidup "sehat", alias hemat.
Adapun bentuk-bentuk puasa yang dapat kita lakukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan antara lain:
Puasa "Makan dan Jajan"
Puasa makan berarti kita berhenti makan dalam waktu-waktu tertentu. Jika sejatinya berpuasa itu bertujuan untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan, maka puasa makan dan jajan bertujuan untuk "ngirit".
Terang saja, jika kita berpuasa nafsu terbesar datang pada saat-saat menjelang berbuka. Seleranya macam-macam, mulai dari jus, buah-buahan, kurma, gorengan, bakso, sate, hingga cendol pun ingin di beli. Dan "naasnya" dituruti pula. Akhirnya, penuhlah hidangan di meja makan sesuai selera kita. Tapi, ketika waktu berbuka puasa nafsu itu hilang seketika, sehingga mubazirlah makanan yang kita beli tadi.
Begitupun halnya dengan sistem keuangan, terutama persoalan makan. Kadang kala, selera kita tidak semata-mata sesuai dengan kantong kita. sehingga, lebih seringlah kita memaksa diri untuk tidak berinvestasi hanya untuk mencicipi makanan dengan varian rasa terbaru. Ya, namanya selera. Mulai dari bakso model terbaru, seperti bakso beranak, bakso tumpeng, bakso granat, bakso rawit, dan sejenisnya, hingga seblak-seblak super pedas yang bawa-bawa nama setan.
Terang saja, nafsu makan kalo dibiarkan merajalela, akan menghancurkan kestabilan sistem keuangan kita. maka dari itu, penting kiranya kita atur pola makan berlebihan dengan puasa makan. Bukan berarti harus berhenti makan karena dilarang, melainkan me-manage diri untuk hemat dan mewujudkan gaya hidup yang lebih baik.
Memang benar, banyak orang bilang "makan dan nikmatilah selagi sehat, kalo sakit, makanan yang enak pun tak terasa". Tapi jangan lupa bahwa "apa yang kita makan juga hanya sekedar lewat dan keluar jadi kotoran". Maka dari itu, kita perlu bijak dalam makan. Jika mulai istiqomah, kita akan terbiasa untuk sayang dengan badan, dan tentunya stabilitas keuangan kita "aman dan damai".
Puasa "Gaya"
Tidak kalah saing dengan "makan", ternyata "gaya" juga berpengaruh besar terhadap diri kita, Terlebih bagi sebagian orang yang sering keluar rumah. Terang saja, dengan "gaya" seseorang menjadi lebih percaya diri dan terlihat fashionable. Tapi mirisnya, untuk bergaya butuh modal besar!