Mohon tunggu...
Ozan Lubis
Ozan Lubis Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Stop Share Berita Terorisme

24 September 2018   13:24 Diperbarui: 24 September 2018   15:20 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://samhorn.com/turn-a-no-into-a-yes/

Banyak media yang menyebarkan berita terorisme di akun mereka apalagi tanpa efek blur. Demi viewers dan rating mereka tidak memikirkan dampak selanjutnya terhadap masyarakat, Negara dan lain-lain. Namun banyak juga masyarakat yang suka melihat dan membaca berita terorisme tersebut sampai-sampai ada juga yang ikut-ikutan menyebarkannya ke dunia maya. 

Di sini seharusnya menjadi perhatian para media dan masyarakat untuk berpikir dua kali sebelum share berita tentang terorisme. Apalagi berita yang di lengkapi dengan foto atau video pelaku atau korban dalam kondisi mengenaskan. Itu sangat tidak pantas untuk kalian share karna sekarang ini di dunia maya khususnya berita akan cepat naik dan dibaca ribuan orang dalam hitungan menit.

Saya akan beritahu alasan kenapa kita harus stop share berita tentang terorisme.

Anda Membantu Teroris

Sebenarnya, ketika banyak orang yang share tentang berita aksi terorisme. Maka dapat di katakan bahwa teroris telah menang dalam aksinya. Kenapa begitu? Tujuan teroris itu bukan sekedar hanya untuk membunuh dan menyakiti orang lain saja. Mereka melakukan hal tersebut untuk mendapatkan perhatian dan menyebarkan rasa takut. Ketika kalian share berita terorisme baik itu tulisan,foto atau video secara tidak langsung kalian membantu teroris itu mendapatkan keberhasilannya

Dendam

Jika kalian share berita teroris melalui tulisan,foto atau video namun tidak memberi efek blur pada foto atau video si pelaku dalam kondisi mengenaskan dan menjelaskan secara rinci profil si pelaku, coba kalian pikirkan keluarga pelaku melihat berita yang anda share? Besar kemungkinan rasa dendam itu ada. Ketika pihak keluarga pelaku teroris itu dendam, besar kemungkinan akan melanjutkan aksi terorisme lagi.

(Baca juga : Apa Sebenarnya Makna Pancasila)

Keluarga Korban

Sama seperti yang di atas, coba kalian pikirkan betapa sedihnya anggota keluarga korban yang melihat anak atau ayah atau ibunya di pertontonkan di dunia maya dalam kondisi yang mengenaskan. Bagaimana cara kalian mengobati luka mereka ketika kamu sudah share berita tersebut dan berita tersebut sudah terlanjur di baca dan di lihat orang banyak? Jangan sampai ya, karna itu tidak etis.

Takut dan Trauma

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun