Gugusanya sedang ingin mengiasi malam yang lain, di langit ini tidak kentara. Langitnya sepi hanya aku yang sedang menyalakan api  di  sini,  di hatiku.Â
Oh,  rupanya  hutan - hutan terpercik. Jatuhan.  Terbakar oleh kemarahan. Membludak menampung sesak,  di kepalanya  banyak  onak.  Â
Mari menanam bintang. Â Yang berkelip meski tak nampak, perut langit penuh rahasia. Untuk semua kejadian. Sedang bintang menyaksikan gerak- gerik. Kelak akan di perlihatkanÂ
Bintang-bintang menyala di pekatnya malam. Â Kita saja yang tidak tahu. sering banyak luang yang di isi dengan keluh.Â
Doa- doa bertaburan. Â Memenuhi harapan kebaikan bagai sejarah yang tercatat di kaki anak-anak masa depan.Â
Cimahi, Â 9 Desember 2018