Mohon tunggu...
Tanty Agustianty H
Tanty Agustianty H Mohon Tunggu... Guru - Guru

Selaras kening di tanah, kepingan doa menembus penguasa langit dan bumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bulan Pucat, Di Pangkuan Bumi

29 September 2018   13:03 Diperbarui: 29 September 2018   13:33 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bulan pucat meneteskankan keringat. Anak-anak manusia matanya gerimis, bahkan menderas karena lara yang bertubi-tubi. 

Bulan pucat sering hadir pagi berbarengan dengan matahari naik.  Anak anak manusia berlarian.  Menyelamatkan diri 

Bulan pucat merunduk setekuk-tekuknya hingga kaki.  Bermohon pada ombak kembalilah kelautan dengan tenang, Kabarkan pada lempeng bumi.  Jamganlah memberang lagi 

Bulan pucat-sepucatnya,  lalu pergi meninggalkan kesakitan menyadarkan hati. Gemetar dipangkuan bumi. Janganlah beku jiwa dari sinaran Illahi. 

Cimahi,  29 September 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun