Bulan pucat meneteskankan keringat. Anak-anak manusia matanya gerimis, bahkan menderas karena lara yang bertubi-tubi.Â
Bulan pucat sering hadir pagi berbarengan dengan matahari naik. Â Anak anak manusia berlarian. Â Menyelamatkan diriÂ
Bulan pucat merunduk setekuk-tekuknya hingga kaki. Â Bermohon pada ombak kembalilah kelautan dengan tenang, Kabarkan pada lempeng bumi. Â Jamganlah memberang lagiÂ
Bulan pucat-sepucatnya, Â lalu pergi meninggalkan kesakitan menyadarkan hati. Gemetar dipangkuan bumi. Janganlah beku jiwa dari sinaran Illahi.Â
Cimahi, Â 29 September 2018
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!