Mohon tunggu...
Tanty Agustianty H
Tanty Agustianty H Mohon Tunggu... Guru - Guru

Selaras kening di tanah, kepingan doa menembus penguasa langit dan bumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dan Aku, Maaf

14 Juni 2018   20:48 Diperbarui: 14 Juni 2018   21:06 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dan aku, banyak sudah waktu tergurat semauku. Atau mungkin kata kataku sering juga menoreh langit begitu dalam, hingga hujan deras yang datang

Dan aku barangkali aku sering membuat senja semakin memerah, terlalu banyak amarah yang tak menentu arah. Dan aku tahu itu akan membuatmu gerah

Dan aku banyak puisiku merancu makna, membakar diri bagai matahari, hingga kalimatku hangus hitam berjelaga dan pudar hingga diam yang terpendar

Dan aku, di dalam bulan, memeras hati, membilas semua noda yang ada, sedalam dalamnya rasa di dada. 

Dan Aku

Segunung 

salah

Luka

Duka

Diam

Amarah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun