Mohon tunggu...
Tanty Agustianty H
Tanty Agustianty H Mohon Tunggu... Guru - Guru

Selaras kening di tanah, kepingan doa menembus penguasa langit dan bumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pagi dan Secangkir Kopi

24 Oktober 2017   05:02 Diperbarui: 24 Oktober 2017   06:29 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku membuka jendela, kusilahkan angin menyentuh wajahku. Tak ingin kutanyakan darimana ia menjelajah,  telisik saja saja  rasaku dalam secangkir kopi yang beraduk memanisi pahit.

Pagi sudah menjadi warna bening, bertuliskan sajak sajak embun, butirnya basah dalam alunan ayat ayat suci. Memecah riak hati menjadi hening.

Pagi selalu datang dengan lembut

Menelusup mengurai temaram yang meraup, secangkir kopi kuhabiskan, sambil menatap cahaya ramah di ujung jalan.

Cimahi, 24 Oktober 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun