Aku membuka jendela, kusilahkan angin menyentuh wajahku. Tak ingin kutanyakan darimana ia menjelajah,  telisik saja saja  rasaku dalam secangkir kopi yang beraduk memanisi pahit.
Pagi sudah menjadi warna bening, bertuliskan sajak sajak embun, butirnya basah dalam alunan ayat ayat suci. Memecah riak hati menjadi hening.
Pagi selalu datang dengan lembut
Menelusup mengurai temaram yang meraup, secangkir kopi kuhabiskan, sambil menatap cahaya ramah di ujung jalan.
Cimahi, 24 Oktober 2017
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!