Mendidik anak yang dianggap "nakal" melalui metode barak tentara adalah pendekatan yang kontroversial dan berpotensi menimbulkan dampak negatif yang signifikan pada perkembangan anak. Baru-baru ini, terdapat wacana dan implementasi terbatas penanganan siswa nakal di barak militer (TNI) di tingkat daerah yang digagas dan dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat. Beliau memasukkan siswa bermasalah ke barak militer dengan tujuan pembinaan karakter dan kedisiplinan.Â
Namun, program tersebut menuai kritik dan belum menjadi kebijakan nasional yang luas. Alih-alih mengatasi akar permasalahan perilaku, metode ini cenderung menggunakan disiplin yang keras, hukuman fisik atau mental, dan lingkungan yang otoriter.Â
Meskipun tidak umum dan seringkali menuai kontroversi terkait hak anak dan efektivitasnya, ada beberapa negara yang dilaporkan memiliki program yang melibatkan pendidikan anak melalui pendekatan semi-militer atau kamp disiplin yang meniru barak tentara, terutama untuk menangani kenakalan remaja.Â
Beberapa negara bagian di Amerika Serikat memiliki program juvenile boot camps yang meniru pelatihan militer untuk remaja yang terlibat dalam tindak kriminal ringan atau masalah perilaku. Program ini bertujuan untuk menanamkan disiplin dan tanggung jawab.
Korea Selatan memiliki kamp disiplin yang menerapkan metode ala militer untuk remaja yang dianggap bermasalah, termasuk masalah kecanduan game online. Seperti yang saya saksikan sendiri saat berada di Pulau Jeju menjalankan tugas mengajar pada program pertukaran guru Asia Pasifik. Bahkan para pelajar Korea Selatan sangat bangga mengenakan baju kaos hitam bertuliskan Korea Army lengkap dengan bendera Korea Selatan.
Di China juga terdapat laporan tentang sekolah dan kamp khusus yang menerapkan pendidikan semi-militer. Serta, di Rusia disebut memiliki sekolah kadet yang bertujuan untuk mereorientasi anak-anak bermasalah.
Dampak Positif
Penting untuk dicatat bahwa pendekatan pendidikan melalui barak tentara ini seringkali diperdebatkan. Banyak orang tua dan oran awam yang mempertanyakan efektivitas jangka panjangnya dan potensi dampak psikologis negatif pada anak-anak. Mereka berpendapat bahwa pendekatan yang lebih edukatif dan berbasis psikologis mungkin lebih sesuai untuk menangani masalah perilaku anak-anak. Berada dalam kamp militer yang disiplin, tentunya bisa memberi beberapa dampak yang mungkin timbul, baik dampak positif maupun dampak negatif.
Mendidik anak yang menunjukkan perilaku "nakal" melalui barak tentara dapat memberikan beberapa dampak positif, terutama dalam hal pembentukan karakter dan kedisiplinan.Â
Lingkungan militer sangat terstruktur dengan aturan dan rutinitas yang ketat. Hal ini dapat membantu anak belajar menghargai waktu, mematuhi aturan, dan mengembangkan disiplin diri. Sehingga ada peningkatan kedisiplinan.
Dalam barak, setiap individu memiliki tugas dan tanggung jawab. Melalui penugasan dan pelaksanaan tugas, anak dapat belajar menjadi lebih bertanggung jawab atas tindakan dan kewajibannya. Artinya, ada pembentukan tanggung jawab.