Sampah tengah menjadi sorotan khusus di Kabupaten Tana Toraja. Pemda pun telah meluncurkan tagline Tana Toraja Masero (Tana Toraja Bersih) sebagai upaya menekan produksi dan peredaran sampah di lingkungan masyarakat.
Bupati Tana Toraja, dr. Zadrak Tombeg, S.pA. menekankan pentingnya intervensi untuk sisi ekologis dan mendorong keterlibatan aktif warga Tana Toraja untuk perubahan iklim dan pemanasan global.Â
Untuk memaksimalkan penanganan sampah, maka perlu ada edukasi terkait konsep penanganannya di daerah. Ini adalah isu yang kompleks dan melibatkan berbagai unsur untuk mengatasinya.Â
Sumber dan Jenis Sampah
Pemahaman pertama adalah mengetahui asal muasal dari sampah. Memahami jenis sampah sangat penting karena akan mempengaruhi metode pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahannya. Kabupaten Tana Toraja memiliki beragam sumber sampah.Â
Rumah tangga adalah sumber sampah yang paling umum. Terdiri dari sisa makanan, kemasan, kertas, plastik, dan lain-lain.
Di lingkungan komersial, sampah dari toko, restoran, pasar, dan perkantoran. Jenisnya bisa bervariasi tergantung jenis usaha.
Dunia industri menyumbang limbah produksi dari pabrik dan industri. Penanganannya seringkali memerlukan perlakuan khusus karena karakteristiknya yang beragam dan potensi bahayanya. Proyek pekerjaan jalan dan industri kecil-kecilan yang dikelola perorangan kerap menyumbang sampah yang terbuang ke aliran sungai dan lingkungan masyarakat.
Pertanian juga berkontribusi untuk sampah, yakni dari sisa tanaman, pupuk, dan limbah peternakan.
Lalu fasilitas umum, seperti pasar tradisional, terminal, jalanan, taman, dan tempat umum lainnya menyumbang sampah dari aktifitas masyarakat yang membuang sampah sembarangan.Â
Sampah berupa sisa material bangunan seperti beton, kayu, seng, logam, dll dari unsur konstruksi dan pembongkaran.