Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024 - I am proud to be an educator

Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024. Guru dan Penulis Buku, menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Paus Fransiskus, Humanisme dan Toleransi

22 April 2025   07:03 Diperbarui: 22 April 2025   12:14 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paus Fransiskus menyapa warga Vatikan di Perayaan Paskah, 20/4/2025. (Sumber: (HANDOUT/VATICAN MEDIA/AFP via Kompas.com)

Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi umat Katolik dan pemimpin pemerintahan di Vatikan, meninggal dunia pada Senin, 21 April 2025. Ia tutup usia pada umur 88 tahun di masa perayaan Paskah. Dunia berduka dan semua elemen serta siapapun yang mengenal Paus, berkabung.

Paus Fransiskus dikenal luas karena seruan kemanusiaannya yang kuat dan konsisten. Pesan-pesannya sering kali berfokus pada belas kasih, keadilan sosial, dan martabat manusia, terutama bagi mereka yang terpinggirkan dan rentan. 

Banyak hal tentang pelajaran kemanusiaan yang sering ditekankan oleh Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus menekankan pentingnya belas kasih dan empati terhadap sesama manusia, terutama mereka yang menderita. Ia sering menyerukan agar kita "keluar" dari zona nyaman kita dan menjangkau mereka yang membutuhkan.

Ia mendorong kita untuk melihat wajah Yesus Kristus dalam diri orang-orang yang terpinggirkan, seperti orang miskin, pengungsi, dan orang sakit.

Paus Fransiskus secara vokal mengkritik ketidakadilan sosial dan ekonomi. Ia menyerukan distribusi kekayaan yang lebih adil dan perlindungan terhadap hak-hak pekerja.

Ia menekankan tanggung jawab kita untuk merawat ciptaan Tuhan dan mengatasi perubahan iklim, yang secara tidak proporsional memengaruhi orang miskin.

Paus Fransiskus menegaskan martabat yang melekat pada setiap orang, terlepas dari latar belakang, agama, atau status sosial mereka. Ia mengutuk segala bentuk diskriminasi dan kekerasan, dan menyerukan budaya perdamaian dan toleransi.

Paus Fransiskus mendorong budaya perjumpaan, di mana orang-orang dari berbagai latar belakang dapat bertemu dan berdialog. Ia percaya bahwa perjumpaan dan dialog adalah kunci untuk membangun jembatan pemahaman dan mengatasi prasangka. Ia juga secara konsisten memprioritaskan perawatan bagi yang rentan, termasuk pengungsi, imigran, dan mereka yang hidup dalam kemiskinan. Dia sering menyerukan kepada negara-negara untuk membuka perbatasan mereka dan memberikan perlindungan kepada mereka yang melarikan diri dari penganiayaan dan kekerasan.

Paus Fransiskus sering kali memberikan contoh langsung dari ajaran-ajarannya, dengan mengunjungi kamp-kamp pengungsi, rumah sakit, dan penjara. Melalui tindakan dan kata-katanya, ia menginspirasi orang-orang di seluruh dunia untuk merangkul nilai-nilai kemanusiaan dan bekerja untuk dunia yang lebih adil dan penuh kasih sayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun