Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Seorang Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sevilla Juara UEFA Europa League 2022/2023 Lewat Drama Adu Penalti

1 Juni 2023   18:33 Diperbarui: 1 Juni 2023   19:04 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: @EuropaLeague

Klub Spanyol, Sevilla menahbiskan diri sebagai juara kompetisi UEFA Europa League atau Liga Eropa musim 2022/2023. Di babak final yang digelar pada Rabu dini hari (1/6/2023), di Stadion Puskas Arena, Budapest, Hongaria, Sevilla sukses mengalahkan klub asal Italia, AS Roma melalui drama adu tendangan penalti dengan skor 4-1.

Pertandingan kedua tim sama kuat sepanjang 2 x 45 menit dan 2 x 15 menit extra time. Di babak penentuan adu tendangan penalti, Sevilla mendominasi. Sevilla mengawali gol lewat tendangan Lucas Ocampos. Bryan Cristante yang maju sebagai algojo pertama Roma berhasil menyamakan kedudukan 1-1. 

Selanjutnya Sevilla memimpin setelah dua pemain senior sarat pengalaman Erik Lamela dan Ivan Rakitic sukses menjebol gawang Rui Patricio sementara dua algojo Roma, Gianluca Mancini dan Roger Ibanez gagal menjalankan tugasnya. Kemenangan Sevilla dipastikan oleh Gonzalo Montiel yang maju sebagai eksekutor keempat. Tendangannya memastikan gelar untuk Sevilla dan menutup adu tendangan penalti dengan skor 4-1.

Sevilla layak sebagai juara Liga Eropa musim ini. Tim yang diarsiteki pelatih Jose Luis Mendilibar ini menguasai permainan. Sementara Roma yang dilatih Jose Mourinho lebih banyak bertahan. 

Sevilla mengontrol laga dengan menguasai bola hingga 67%. Demikian halnya dengan ancaman ke gawang lawan. Jesus Navas dkk melakukan 19 usaha tembakan ke gawang di mana 3 tembakan tepat ke sasaran. Adapun Roma yang mengandalkan serangan balik berupaya melalui 11 tembakan dan 4 mengarah ke gawang.

Final ini boleh dikatakan sebagai drama bagi I Giallorossi. Walaupun tampil bertahan ala sepakbola Mourinho, serangan-serangan Lorenzo Pellegrini cs berkali-kali merepotkan pertahanan Sevilla. Bek sayap Roma, Gianluca Mancini menjadi tokoh protagonis sekaligus antagonis. Hasil akhir pertandingan dipengaruhi oleh kontribusinya. Umpan matangnya di babak pertama memberikan kesempatan bagi rekannya Paulo Dybala untuk mencetak gol terlebih dahulu. Dybala membawa Roma memimpin 1-0 melalui golnya di menit ke-35 memanfaatkan umpan Mancini. 

Akan tetapi, Mancini pula yang membawa Sevilla menyamakan kedudukan di babak kedua. Mancini mencetak gol ke gawang sendiri, alias gol bunuh diri pada menit ke-55. 

Lalu di babak adu tendangan penalti, Mancini yang maju sebagai penendang kedua, gagal menjalankan tugasnya. Tendangannya berhasil dihalau kiper Sevilla, Yassine Bono. 

Kegagalan Roma menjuarai Liga Eropa sekaligus menandai kegagalam Jose Mourinho memenangkan setiap laga final yang dijalaninya. Final kedua beruntun Mourinho bersama Serigala Roma tercoreng dan sekaligus membatalkan back to back winner di kompetisi Eropa. Musim lalu. Mourinho sukses membawa Roma menjuarai Liga Konferensi Eropa. 

Tambahan gelar juara ini semakin menunjukkan keperkasaan Sevilla di kompetisi Liga Eropa. Sevilla mencatat rekor sebagai klub tersukses di kompetisi ini. Sevilla telah menjuarai turnamen ini sebanyak 7 kali.  Ini pun menjadi rekor tersendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun