Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Seorang Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Analisis Kegagalan Juventus Mengalahkan Sevilla dan Kesuksesan Roma Ungguli Leverkusen

12 Mei 2023   05:09 Diperbarui: 12 Mei 2023   08:50 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Federico Gatti, menyelamatkan Juventus dari kekalahan usai cetak gol ke gawang Sevilla di menit akhir pertandingan. Sumber:  @juvefcdotcom

Dua wakil Italia mengalami nasib berbeda di leg 1 babak semifinal UEFA Europa League yang digelar pada Jumat (12/5/2023) dini hari waktu Indonesia. Juventus ditahan imbang 1-1 oleh Sevilla. Sementara di stadion Olimpico, AS Roma berhasil mengalahkan Bayer Leverkusen dengan skor tipis 1-0.

Sevilla unggul terlebih dahulu melalui gol Youssef En-Nesyri di menit ke-26. Lucas Ocampos jeli melihat kelengahan pertahanan Juventus. Koordinasi lini belakang Juventus tidak maksimal. En-Nesyri berdiri bebas tak terkawal dan dimanjakan dengan umpan berbuah gol oleh Ocampos. Pemain Juventus bergerak sangat lambat saat Sevilla melakukan serangan balik.  Dalam kondisi 3 lawan 3 di pertahanan Juventus, penempatan posisi 3 pemain Sevilla sangat bebas. Alex Sandro terlambat menutup ruang sementara Adrien Rabiot pun terpana melihat pergerakan cepat En-Nesyri ke kotak penalti Juventus.

Juventus baru bisa membalas di menit akhir babak injury time babak kedua. Kombinasi Paul Pogba dan Federico Gatti memanfaatkan sepak pojok menghasilkan gol penyeimbang yang dicetak lewat sundulan kepala oleh Federico Gatti di menit ke-90+7. 

Juventus tak mampu memanfaatkan kondisi sebagai tuan rumah di laga first leg. Masalah klasik tim berjuluk La Vecchia Signora ini adalah tak ada kreatifitas .Ketika tertinggal, Juventus bukannya berusaha meningkatkan serangan ke pertahanan Sevilla. Pemain Juventus justru lebih banyak bertahan. Bola memang dominan dikuasai pemain Juventus, tapi lebih banyak di pertahanan mereka. Di sini, nampak jelas kekurangan tim Allegri. Tak ada motor serangan seperti di era Andrea Pirlo. Dua pemain bertipe penyerang yang dipasang Allegri, Angel Di Maria dan Dusan Vlahovic tak mendapat suplai bola. Juan Cuadrado dan Filip Kostic yang ada di posisi gelandang sayap sduah bekerja keras mengirimkan umpan, akan tetapi peran pengatur serangan yang membuat Juventus kurang kreatif dalam membangun serangan.

Pemain belakang Juventus sudah sangat rapuh. Leonardo Bonucci sudah usur dan tak sekuat yang dulu lagi. Rekor mamang dicetak Bonucci dengan penampilan ke-500 bersama Juventus. Tapi ia berkali-kali melakukan kesalahan mendasar. Hal yang sama terjadi pada Alex Sandro. Keduanya begitu mudah ditembus lawan. Semantara Danilo yang masih kokoh tak mampu menanggung sendiri serangan yang mencecar pertahanan Juventus.

Sevilla yang bertindak  sebagai tim tamu justru lebih efektif dan unggul dalam sisi serangan. Pasukan Jos Luis Mendilibar berhasil melepaskan 13 tembakan dengan 5 mengarah ke gawang. Sementara Juventus melepaskan 11 tembakan dan 2 mengarah ke sasaran. Beruntunglah Juventus masih bisa menyamakan kedudukan.

Parahnya lagi, di babak pertama, anak asuh Massimiliano Allegri tak mampu melakukan ancaman ke gawang Sevilla. Dari tiga usaha, tak satu pun yang mengancam gawang lawan. Artinya, Leo Bonucci dkk nir tembakan tepat sasaran ke gawang Sevilla. Juventus justru kebingungan di pertahanan sendiri. Di babak ini, Juventus unggul penguasaan bola tapi lebih banyak bertahan.

Bandingkan dengan Sevilla yang mampu melepaskan 12 tembakan dan 5 diantaranya mengarah tepat ke sasaran dan berbuah satu gol.

Permainan Juventus baru bisa membaik di babak kedua. Masuknya Federico Chiesa, Samuel Illing Jr., Arkadiuz Milik, Federico Gatti dan Paul Pogba mwmbuat permainan Juventus lebih variatif. Pertahanan lebih kokoh dengan hadirnya Gatti menggantikan Bonucci. Alur bola ke depan Juga lebih banyak dengan peran Chiesa, Illing Jr dan Pobga. 

Masalah lainnya adalah minim semangat bertanding. Sepintas memang terlihat bahwa para pemain tak sepenuhnya mengikuti strategi yang dijalankan oleh pelatih Massimiliano Allegri. Ini seperti menjawab isu yang telah berkembang di beberapa pekan sebelumnya tentang kurang harmonisnya hubungan Allegri dengan sejumlah pemain inti. Kerenggangan tersebut terkait dengan strategi yang dijalankan Allegri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun