Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Seorang Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jangan Buru-Buru, Bisa Berakibat Fatal

6 Maret 2023   22:33 Diperbarui: 6 Maret 2023   22:34 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto di depan gerbang SMAS Advent Mebali, Tana Toraja. Sumber: Dok. Pribadi.

Bekerja harus dilaksanakan dengan perhitungan yang tepat. Apapun pekerjaannya butuh pemikiran yang jernih dan tidak terburu-buru. Jika pikiran tidak tenang dan terkesan buru-buru, bukannya pekerjaan berjalan dengan baik, tapi bisa saja berakibat fatal. Belum lagi jika terkait kondisi kendaraan, harus benar-benar prima. Nah, seperti itulah kira-kira kalimat yang tepat untuk saya hari ini.

Dalam perjalanan saya sepulang sekolah ke SMAS Advent Mebali, Tana Toraja, saya dua kali hampir terlibat kecelakaan lalu lintas. Tidak tanggung-tanggung, keduanya terlibat dengan mobil. Seperti apa kronologinya? Berikut perjalanan saya hari ini. 

Sumber: Dok. Pribadi
Sumber: Dok. Pribadi

Minggu lalu kepala SMAS Advent Mebali, bapak Alberd Belo mengontak saya via WhatsApp. Beliau mengundang saya untuk memberikan materi di sekolah tersebut. Sekolah yang beliau pimpin akan mengadakan workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Setelah melihat jadwal pelajaran di sekolah saya menyanggupi dengan catatan masuk ke sana agak siang karena pagi saya masih harus mengajar di sekolah.

Seusai jam ketujuh mengajar di sekolah hari ini, saya siap-siap menuju SMAS Advent Mebali. Saya cek jam tangan, sudah pukul 12.30. Tiba-tiba saya teringat ada janji dengan pak Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Tana Toraja. Kami akan membahas tentang rencana pengukuhan guru penggerak angkatan 4 Kabupaten Tana Toraja. 

Saya pun mengambil keputusan untuk bertemu pak kadis terlebih dulu. Segera saya izin ke piket dan menuju ke kantor dinas. Di halaman kantor saya menelfon pak Alberd. 

Saya menanyakan jam yang teralokasi untuk saya memberikan materi. Sesuai penjelasan beliau pukul 14.00. Saya menyanggupi. Selanjutnya saya bertemu pak Kadis di ruangannya. Kurang lebih sejam kami bercakap-cakap. Rencana kegiatan sudah beres. Lalu saya cek jam sudah menunjukkan pukul 13.30. 30 menit lagi jadwal membawakan materi di SMAS Advent Mebali. Dengan jarak tempuh 18 KM, waktu 30 menit cukup untuk menuju ke sana.

Segera saya pamit ke pak kadis dan mengarahkan  motor ke SMAS Advent Mebali. Ternyata, jalanan macet di kota Makale. Pukul 13.30 adalah jam pulang serentak sekolah-sekolah di Makale. Kurang 10 menit lagi pukul 14.00 dan saya masih di area kota terjebak macet. Saya mulai gelisah dan tidak tenang mengingat jadwal yang telah disepakati.

Sukses lepas dari macet, saya memacu motor dengan kecepatan tinggi. Taget jam 2 harus sampai di SMAS Advent. Jadi 18 km saya targetkan dalam 10 menit. Di KM 3, saya tergabung dalam iring-iringan kendaraan. Di depan ada truk bermuatan pasir jalan melambat. Ketika saya menarik gas motor, tiba-tiba mobil Kijang Innova di depan saya berhenti mendadak. 

Truk bermuatan pasir berhenti mendadak. Saya sudah berusaha menarik rem motor sekuat-kuatnya tapi tak sukses berhenti dengan baik dan saya pun menabrak knalpot kijang tersebut. Untungnya sang sopir tidak merasakan jika ada tabarakan di belakang. Ia tetap memacu mobilnya pelan-pelan mendahului truk. Sejenak saya lihat bemper motor depan retak menabrak knalpot. 

Jantungku berdegup keras. Antara sedikit cemas dikomplain sopir kijang dan takut terlambat tiba di SMAS Advent. Setelah mendahului kijang Innova, saya berusaha segera lepas dari pandangan sang sopir. Motor saya geber sekuatnya. 2 kilometer terakhir, jam menunjukkan pukul 14.05. Terlambat! 

Memasuki jalan kecil beraspal ke SMAS Advent motor tetap saya pacu kencang. Tapi saya merasakan motor matic saya agak susah dikendalikan di tikungan. Tidak ada akselerasi. 

Teranyata ban belaakng sedikit kempes.  Di sebuah tikungan, 300 meter sebelum tiba di lokasi tujuan, saya berpapasan dengan truk box. Motor yang saya pacu kencang hampir menyentuh ban belakan truk di tikungan. Sigap sedikit, nyawa saya selamat. Sejenak saya berhenti, mengerem motor sekuat-kuatnya. Keringat basah dalam helm saya. Saya hampir mati. Bisa saya bayangkan terinjak dua ban belakan truk box andai kata saya sedkit kehilangan konsentrasi.

Terima kasih Tuhan. Saya masih selamat. Motor saya pacu pelan hingga tiba di SMAS Advent menjelang setengah tiga sore. Saya tak menceritakan kepada mereka. Saya disambut dan langsung menyajikan materi hingga pukul 16.00.

Demikian pengalaman kerja saya hari ini. Tulisan ini sekaligus peringatan bagi diri saya. Jangan buru-buru membawa kendaraan agar terhindar dari kecelakaan lalulintas. 

Semoga bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun